Pilihan
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
Heboh, Adila Ansori Terkejut Soal Isu Pergantian Pimpinan DPRD Inhu
Dodi Nefeldi SPBU Masuk DCS PDI-Perjuangan, Ini Nomor Urutnya
6 Manfaat Kurma Untuk Kesehatan
Campur Tangan Pemilik Media Begitu Terasa di Pilpres 2019
Medan, pelitariau.com - Saat ini campur tangan pemilik media dinilai sangat terlihat, apalagi yang berkaitan dengan pemberitaan Pilpres 2019.
"Pemberitaan Pilpres, kelihatan campur tangan pemilik. Padahal wartawan harus independen," ujar Asro Kamal Rokan, anggota Dewan Kehormatan PWI Pusat saat menjadi pemateri Bimbingan Teknis Tata Kepemimpinan Jurnalis, di RJ Hotel, Medan, Sabtu (27/4/2019).
Disebutkannya, independensi adalah roh dari dari seorang wartawan. Apalagi di dalam kode etik jurnalis poin pertama menyebut tentang independensi.
"Saat menjadi Pemimpin Redaksi Koran Republika, saya yang menginisiasi membentuk forum pemimpin redaksi seluruh media nasional. Kenapa seperti itu, karena ada campur tangan pemilik media," jelasnya.
Selain itu, ia juga mengingatkan agar wartawan untuk tetap bersikap kritis kepada kekuasaan.
"Tugas utama wartawan adalah sebagai anjing menggongong untuk mengoreksi kekuasaan," ucapnya dikutip dari medanbisnisdaily.com.
Presiden SBY ketika menjabat, ia dipercaya menjadi Direktur LKBN Antara itu. Di mana ketika itu Presiden VI RI itu berpesan, meski Antara adalah media milik pemerintah, tetap harus memberitakan fakta.
"Pak SBY bilang kalau pemernitah dapat nilai 6, siarkan dan beritakan nilainya 6, bukan 5, karena itu dzholim, jangan juga katakan 9, itu sudah bohong," katanya mengingat pesan Ketua Umum Partai Demokrat itu.
Kejadiaan saat ini adalah bukan sekadar memberitakan pembenaran, tapi mencari pembenaran dalam sebuah kesalahan.
Selanjutnya, ia memberikan contoh pemberitaan ketika Ketua MPR, Zulkifli Hasan yang datang ke Istana untuk menghadiri acara pelantilan salah satu gubernur oleh Presiden Jokowi.
Namun, pemberitaan yang muncul adalah PAN merapat ke Istana dengan menampilkan pernyataan Waketum PAN, Bara Hasibuan.
Selain itu, gambar serta foto yang ditampilkan adalah ketika Zulkifli Hasan dan Presiden Jokowi sedang makan siang di Istana dengan memakai batik.
"Padahal saat pelantikan keduanya memakai jas. Di mana posisi wartawan di sana, itu sudah framing, pembentukan opini, tidak lagi independen," katanya tanpa merinci media mana yang memberitakan itu. *bbg
Program Adhyaksa Awards, Barita Simanjuntak: Jaksa Berprestasi Harus Diberikan Kesempatan
PELITARIAU, Jakarta - Lima Dewan Pakar sedang menyeleksi nama-nama Jaksa berpres.
Kejagung Bongkar Kasus Mega Korupsi Tambang Timah, Begini Penjelasan Tenaga Ahli Jaksa Agung RI Barita Simanjuntak
PELITARIAU, Jakarta - Tim Jampidsus Kejaksaan Agung secara marathon melakukan pe.
Komisi Kejaksaan Apresiasi Gercep Kejagung Usut Korupsi Tambang Timah
PELITARIAU, Jakarta - Komisi Kejaksaan Republik Indonesia menegaskan peran lemba.
Dirjen PP Beri Masukan Dalam Rancangan Peraturan Kode Etik dan Profesi Jaksa
PELITARIAU, Jakarta - Kejaksaan Republik Indonesi terus melakukan pembenahan, kh.
Komjak Ingatkan Jaksa Untuk Patuhi Pasal 143 KUHAP, Terdakwa Berhak Terima Surat Dakwaan
PELITARIAU, Jakarta - Komisi Kejaksaan Republik Indonesia mengingatkan insan Adh.
Hadapi Perusahaan Platform Digital, Dewan Pers Tak akan Tinggalkan Perusahaan Pers Berskala Kecil
PELITARIAU, Jakarta - Dewan Pers akan memberikan perhatian pada “Perusah.