Pilihan
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
Dibaca : 6356 Kali
Heboh, Adila Ansori Terkejut Soal Isu Pergantian Pimpinan DPRD Inhu
Dibaca : 2920 Kali
Dodi Nefeldi SPBU Masuk DCS PDI-Perjuangan, Ini Nomor Urutnya
Dibaca : 7625 Kali
6 Manfaat Kurma Untuk Kesehatan
Dibaca : 1550 Kali
Aksi 212 Kaitanya Dengan Wirosableng
Pemeran sinetron laga Wiro Sableng, Ken ken. sumber foto Torto
PELITARIAU, Cianjur - Pelbagai pemberitaan aksi demonstrasi 212 membuat Wiro Sableng dengan sendirinya mencuat. Karakter pendekar rekaan Bastian Tito itu memang terkenal dengan angka 212. Julukannya: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.
Bastian Tito sudah wafat. Pemeran Wiro Sableng versi sinetron, Ken Ken, masi ada. Tapi Ken Ken tidak lagi beredar di layar kaca. Seakan menapaktilasi cerita Wiro Sableng yang memang digembleng di Gunung Gede, ia kini menetap di kaki Gunung Gede, di Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur.
Untuk mencapai rumahnya, kami harus melewati jalanan berbatu dan menanjak. Akibat hujan di pagi hari, tanah merah menjadi licin dan becek dan mobil yang kami tumpangi kepayahan. Mobil pun kami parkir di bawah.
Seperti penelusuran Tirto, setelah berjalan 100 meter lebih, terlihat sebuah rumah panggung yang di sana sini terlihat lapuk kayunya. Dari dalam rumah, seorang pria tinggi besar memanggil. Meski pintu depan terbuka, ia meminta kami memutar lewat pintu belakang. Teras depan rumah itu memang terlihat keropos.
“Selamat datang di padepokan saya,” kata si empunya rumah.
Rumah Ken Ken bukanlah padepokan silat atau padepokan supranatural. Sejak delapan bulan lalu, ia mengambil alih bangunan lapuk ini beserta lahan tidur seluas hampir 6 hektar di sekitarnya. Ken Ken kembali ke Gunung Gede bukan sebagai pendekar, namun sebagai petani yang bercocok-tanam aneka sayuran. **prc.
Bastian Tito sudah wafat. Pemeran Wiro Sableng versi sinetron, Ken Ken, masi ada. Tapi Ken Ken tidak lagi beredar di layar kaca. Seakan menapaktilasi cerita Wiro Sableng yang memang digembleng di Gunung Gede, ia kini menetap di kaki Gunung Gede, di Desa Cikanyere, Kecamatan Sukaresmi, Cianjur.
Untuk mencapai rumahnya, kami harus melewati jalanan berbatu dan menanjak. Akibat hujan di pagi hari, tanah merah menjadi licin dan becek dan mobil yang kami tumpangi kepayahan. Mobil pun kami parkir di bawah.
Seperti penelusuran Tirto, setelah berjalan 100 meter lebih, terlihat sebuah rumah panggung yang di sana sini terlihat lapuk kayunya. Dari dalam rumah, seorang pria tinggi besar memanggil. Meski pintu depan terbuka, ia meminta kami memutar lewat pintu belakang. Teras depan rumah itu memang terlihat keropos.
“Selamat datang di padepokan saya,” kata si empunya rumah.
Rumah Ken Ken bukanlah padepokan silat atau padepokan supranatural. Sejak delapan bulan lalu, ia mengambil alih bangunan lapuk ini beserta lahan tidur seluas hampir 6 hektar di sekitarnya. Ken Ken kembali ke Gunung Gede bukan sebagai pendekar, namun sebagai petani yang bercocok-tanam aneka sayuran. **prc.
BERITA LAINNYA +INDEKS
Lihat Turis Indonesia, Dikira Artis di Pakistan, Rebutan Minta Foto
PELITARIAU.com - kejadian unik terjadi saat beberapa turis dari Indonesia libura.
Dodi Irawan Bakaghojoo Didaulat Jadi Panglima Jalur tepian Rengas Sakti Peranap
PELITARIAU, Inhu - Bung Darwis yang sudah 30 tahun menjadi komentator jalur di t.
Berikut 28 Istilah di Dunia Wartawan
PELITARIAU - Dalam dunia wartawan, prinsip-prinsip etika dan integritas sangat p.
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
PELITARIAU, Inhu - Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo asal Kabupaten.
Yuk Doakan, Ini Tiga Jalur Asal Inhu Masuk Final Hari ke 5
PELITARIAU, Inhu - 13 jalur masuk ke final hari ke 5 di festival tahunan pacu ja.
Orang Indragiri Harus Miliki Buku Pesajian, Dengar Puisinya Bikin Merinding
PELITARIAU, Inhu - Telah beredar buku kumpulan puisi palu patah dengan judul "Pe.