Pilihan
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
Heboh, Adila Ansori Terkejut Soal Isu Pergantian Pimpinan DPRD Inhu
Dodi Nefeldi SPBU Masuk DCS PDI-Perjuangan, Ini Nomor Urutnya
6 Manfaat Kurma Untuk Kesehatan
Nelayan Meranti Keluhkan Limbah PT SRB, Diduga Cemari Laut
PELITARIAU, Selatpanjang - Sejumlah Nelayan di Kecamatan Rangsang Barat mengeluhkan pembuangan limbah cair dari pabrik PT Sara Rasa Biomass (SRB). Diduga limbah tersebut di buang ke laut yang menimbulkan pencemaran
Akibatnya menurut nelayan setempat berdampak kepada minimnya tangkapan ikan. Menyikapi itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kepulauan Meranti akan segera menurunkan tim ke lapangan.
Kepala BLH Kabupaten Kepulauan Meranti, Drs Irmansyah MSi, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (31/10) mengatakan, sudah mendapatkan informasi tentang keluhan nelayan itu, namun belum mendapatkan laporan data tentang pencemaran limbah cair dari pabrik perusahaan dimaksud.
"Sejauh ini kita belum mendapatkan laporan data lengkapnya. Kita mohon dukungan informasi dari para nelayan, wartawan maupun LSM terkait pembuangan limbah yang dilakukan perusahaan itu. Sesegera mungkin akan kami turunkan tim ke lapangan," ujarnya.
Menurutnya, sampel limbah dari perusahaan yang disebut-sebut telah mencemari air laut di Selat Air Hitam itu perlu diuji terlebih dahulu, sehingga nantinya dapat diketahui kadar limbah apakah dapat terurai atau tidak setelah dibuang ke laut.
"Jika nantinya benar ditemukan adanya limbah berbahaya dan mengancam biota air, seperti salah satunya mengakibatkan punahnya ikan sehingga merugikan nelayan, maka akan ada tindakan tegas yang diberlakukan terhadap perusahaan sebagaimana peraturan yang berlaku," tegasnya.
Sebelumnya, Ardian, Kepala Dusun III Desa Bokor, Kecamatan Rangsang Barat mengatakan, sewaktu perusahaan ini belum beroperasi di desa itu, nelayan sekitar bisa mendapatkan hasil tangkapan ikan senilai Rp200 ribu. Tapi sekarang, untuk mencari Rp30 ribu saja sudah sangat sulit.
"Tidak ada lagi nelayan yang turun melaut di sekitar perusahaan. Kalau pun turun mencari ikan, nelayan pergi ke laut yang posisinya jauh dari lokasi penangkapan di sekitar perusahaan, sehingga biaya yang harus dikeluarkan nelayan jadi bertambah," kata Ardian.
Saat ini, lanjutnya, sebagian besar nelayan di Desa Bokor mulai beralih profesi dengan mencari sumber mata pencarian lain. Kebanyakan di antara para nelayan di desa ini memilih menjadi Tenaga Kerja di Malaysia atau menjadi petani. (kor. nto)
Editorial: Rio Ahmad
Ditresnarkoba Polda Riau Gerebek Rumah di Pangeran Hidayat Pekanbaru, Puluhan Butir Pil Extasi di Amankan
PELITARIAU, Pekanbaru - Ditresnarkoba Polda Riau tidak akan mengendurkan upaya d.
Polsek Bukit Raya Bagikan 20 Paket Sembako, Untuk Warga Masjid Nurul Iman di kelurahan Maharatu
PELITARIAU, Pekanbaru - Bulan ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah. Banyak.
Tunggu Pembeli, Dua orang Pegedar Narkotika Jenis Sabu Ditangkap Tim Opsnal Polsek Bukit Raya
PELITARIAU, Pekanbaru - Tim Opsnal Polsek Bukit Raya Polresta Pekanbaru berhasil.
Polres Inhu Akan Proses Mantan Napi Cabul Punya KTP Ganda
PELITARIAU, Inhu - Polres Indragiri hulu (Inhu)-Riau, memastikan berjalanya pros.
Gunakan KTP Ganda, Nursal Mantan Napi Cabul Kembali Dilaporkan ke Polres Inhu
PELITARIAU, Inhu - Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia - Konfederasi.
Jual Motor Curian, Seorang Penadah Diamankan Polsek Bukit Raya
PELITARIAU, Pekanbaru - Seorang pemuda berinisial AO (22) warga Perum Mutiara, D.