Pilihan
Doa Rakyat Inhu, Tuah Keramat Bukit Embun Dodi Irawan Bakaghojo Raih Juara 1
Heboh, Adila Ansori Terkejut Soal Isu Pergantian Pimpinan DPRD Inhu
Dodi Nefeldi SPBU Masuk DCS PDI-Perjuangan, Ini Nomor Urutnya
6 Manfaat Kurma Untuk Kesehatan
Lebih dari 20 Juta Pekerja di AS Kena PHK dan Dirumahkan Akibat Corona
PELITARIAU, Amerika serikat - Lebih dari 20 juta pekerja di Amerika Serikat (AS) diketahui mengajukan klaim tunjangan untuk pengangguran dalam satu bulan terakhir. Angka tersebut menunjukkan besarnya guncangan bagi dunia kerja di AS sejak lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona diterapkan.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat sebanyak 5,2 juta orang mengajukan klaim pekan lalu. Sementara dua minggu sebelumnya 7 juta pekerja telah lebih dulu melakukan hal yang sama, ditambah 7 juta pula pada tiga minggu yang lalu.
Sejak pertengahan Maret, sekitar 13 persen dari total angkatan kerja telah melakukan hal serupa. Kenyataan itu menunjukkan jumlah pekerja yang mengajukan klaim telah melebihi kapasitas.
"Klaim saat ini jatuh, memuncak dua minggu lalu. Namun level mingguannya masih tak bisa diprediksi," ujar Ekonom Pantheon Macroeconomics, Ian Shepherdson, dilansir dari The Wall Street Journal, Senin (20/4).
Sebelumnya, sebanyak 12 juta pekerja telah menerima klaim tunjangan pada 4 April 2020. Angka itu melonjak signifikan dibanding minggu sebelumnya yang hanya 7,4 juta orang.
Mengenai sebaran pekerja yang mengajukan klaim, terbanyak diajukan di California, dengan total 2,8 juta orang atau 14,5 persen dari total angkatan kerja. Disusul oleh Pennsylvania sebanyak 1,3 juta, setara 19,8 persen angkatan kerja. New York menempati posisi ketiga dengan total 1,2 juta orang atau 12,4 persen dari angkatan kerja.
Laporan klaim pengangguran tersebut tidak menggambarkan apakah para pekerja ini kena PHK untuk sementara waktu atau secara permanen. Namun, hampir setengah dari total pekerja yang mengajukan klaim di bulan Maret mengaku di-PHK untuk sementara waktu.
Para ekonom di AS memperkirakan, sebagian besar pekerja ini kehilangan pekerjaan lantaran pemerintah meminta industri seperti perhotelan, restoran, hingga pusat perbelanjaan untuk menutup operasional. Di negara-negara bagian seperti Michigan, Georgia, hingga Texas, diketahui telah terjadi PHK di sektor manufaktur, akomodasi, layanan makanan, hingga ritel.
Selain itu, Kepala Ekonom Oxford Economics, Gregory Daco, memproyeksikan sebanyak 8 hingga 10 juta orang terancam kehilangan pekerjaan di sektor lainnya, seperti pengacara, arsitek, konsultan, serta penyedia layanan bisnis lainnya. Kondisi itu, ia nilai, persis situasi yang terjadi saat resesi ekonomi tahun 2007 hingga 2009.
Belum lagi adanya kebijakan perusahaan induk Google, Alphabet Inc, untuk memperlambat perekrutan imbas merebaknya pandemi tersebut.
"Perusahaan akan secara signifikan memperlambat laju perekrutan, sambil mempertahankan momentum di sejumlah kecil bidang strategis. Persis seperti krisis keuangan 2008, seluruh ekonomi global sedang sakit, Google dan Alphabet tidak kebal terhadap krisis itu," ujar CEO Alphabet, Sundar Pichai, melalui keterangan tertulis, Rabu (15/4). **prc4
sumber: kumparan
Dirjen PP Beri Masukan Dalam Rancangan Peraturan Kode Etik dan Profesi Jaksa
PELITARIAU, Jakarta - Kejaksaan Republik Indonesi terus melakukan pembenahan, kh.
Komjak Ingatkan Jaksa Untuk Patuhi Pasal 143 KUHAP, Terdakwa Berhak Terima Surat Dakwaan
PELITARIAU, Jakarta - Komisi Kejaksaan Republik Indonesia mengingatkan insan Adh.
Hadapi Perusahaan Platform Digital, Dewan Pers Tak akan Tinggalkan Perusahaan Pers Berskala Kecil
PELITARIAU, Jakarta - Dewan Pers akan memberikan perhatian pada “Perusah.
Dubes Iran Terima Kunjungan JMSI Pusat
PELITARIAU, Jakarta - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerd.
AKBP Asep Sujarwadi Terima Penghargaan, Sebagai Tokoh Publik Pendukung Zakat Dalam Baznas Award 2024
PELITARIAU, Jakarta - Bertepatan dengan peringatan HUT ke-23 BAZNAS (Badan Amil .
JMSI Dukung Perpres Tentang Platfom Digital
PELITARIAU , Jakarta - Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2024 tentang Kewajiban Pl.