Kanal

Saat Banjir Tiba, Rumah Ari Berdinding Papan Beratap Rumbia Dikat Kepohon

Penulis : Doniruby Saputra (Wartawan PELITARIAU.COM) 
 
PELITARIAU, Rengat - Hati sipa yang tidak akan sedih jika melihat kehidupan Ari parman (28) warga RT 05 RW 02 Desa Lembah Dusun Gading  Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau, bersama istri dan dua orang sibuahnya tinggal di Rumah (gubuk,red) lusuh berdindingkan kayu lapuk beratapkan daun rumbia dengan ukuran 3 x 5 meter.
 
Gubuk yang menjadi tempat berlindung bukanlah miliknya namun, milik kerabatnya. Tempat tinggal Ari Parman bersama keluarga kecilnya terletak tepat dipinggir sungai Indragiri Lembah Dusun Gading kondisinya sangat memprihatinkan. Karena letak gubuk tersebut tepat di patahan sungai sewaktu-waktu air meluap maka rumahnya tersebut harus diikatkan kepohon serta sebagaian dinding dilepaskan agar tidak terikut hanyut bersama derasnya air sungai Indragiri.
 
Rumah yang memiliki fungsi yang besar sebagai tempat berlindung tidak didapatkan oleh Ari Parman, Setiap hari hujan maka air hujan yang mengalir dari atap rumbia menebus masuk gubuk tempatnya berlindung sebab atap rumbia yang sudah lapu dimakan usia tidak ditukarnya sebab tidak memiliki uang.
 
"Bisa numpang di gubuk kawan saja sudah sukur bang, menunggu bantuan pemerintah tidak mungkin sebab orang seperti saya ini tidak punya uang untuk mengurus administrasi pengurusan bantuan," kata Ari yang mengaku kelahiran Desa Lembah Dusun Gading Putra asli Kabupaten Inhu kepada pelitariau.com.
 
Ari Parman warga Inhu adalah satu dari sekian banyak masyarakat miskin di Kabupaten kaya dengan jumlah APBD Rp 2 terliuan tahun 2015 tidak mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten Inhu. "Pemerintah desa tidak mau menguruskan data kependudukan saya, kalau saya urus sendiri pakai biaya, saya bingung uang dari mana saya bisa urus data kependudukan," kata Ari.
 
Data kependudukan yang harus dimiliki Ari Parman tidak dimilikinya, itulah salah satu alasan Pemerintahan desa, Kecamatan dan Pemerintah Kabupaten Inhu tidak memberikan bantuan kepada Ari Parman disegi perhatian kepada masyarakat kurang mampu. "Tidak pernah petugas pemerintah datang mendata saya sebagai masyarakat Inhu," kata Ari.
 
Walaupun Ari Parman kelahiran Desa Lembah Dusun Gading, Baginya harapan untuk mendapatkan perhatian Pemerintah Kabupaten Inhulu sangat kecil. "Saya hanya buruh tambang pasir dan pencari buah pinang, dengan penghasilan itu untuk kebutuhan sehari-hari tidak cukup, sehari saja tidak kerja keluarga mau makan apa bang," ujarnya.
 
Musim hujan dan banjir pada bulan November lalu kata Ari, rumah yang dia tempati bersama keluarganya ikut terendam banjir, untuk menghindari agar rumahnya tidak terbawa derasnya arus luapan air sungai Indragiri, dirinya bersama keluarga mengikat rumah disebatang pohon. "Kalau banjir dinding rumah harus dilepas, kalau tidak bisa ikut dibawa air ke sungai rumah ini," ucapnya.
 
Siapa lagi yang akan perduli dengan nasib Ari, baik menguruskan data kependudukan keluarga kecilnya maupun perhatian ekonominya serta pendidikan untuk dua orang buah hatinya. Cukup banyak program-program Pemerintah daerah seperti program Rumah Layak Huni (RLH) program pemberdayaan masyarakat kurang mampu serta Program Keluarga Harapan (PKH).
 
“Saya sangat berharap dari Pemerintah Kabupaten Inhu, dua tahun lalau saya tinggal di Desa Batu Mandi ikut keluarga istri saya, disana saya juga mandiri juga tidak pernah dapat perhatian pemerintah," jelasnya. **
 
Editorial : Ramdana Yudha

Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER