Kanal

Anugrah HPI, Dheni Kurnia dan Fakhrunnas MA Jabbar Memenangkan Buku Puisi Terbaik di Indonesia

PELITARIAU, Pekanbaru - Acara malam puncak  anugerah Hari Puisi Indonesia (HPI) tahun 2018 di TIM Jakarta, Sabtu malam (29/12/2018) ditandai dengan keberhasilan dua penyair Riau yang memenangkan buku puisi terbaik di Indonesia. 

Penyair yang juga wartawan di Riau, Dheni Kurnia melalui buku puisi 'Bunatin' meraih Pemenang Utama Buku Terbaik dengan hadiah uang tunai Rp50 juta rupiah. Sedangkan Fakhrunnas MA Jabbar yang juga wartawan melalui buku 'Airmata Batu' bersama empat penyair lain meraih Pemenang Lima Besar dengan uang tunai masing-masing Rp10 juta. Empat penyair tersebut adalah Sosiawan Leak (Solo), Warih Wisatsana (Bali), Damiri Mahmud (Medan), dan Iman Budhi Santosa (Yogyakarta).

Para pemenang berhasil menyisihkan buku-buku puisi yang awalnya berjumlah sekitar 250 buku, yang kemudian mengerucut menjadi 20 Besar. Penilaian terhadap semua buku yang diikutsertakan dalam lomba terdiri Sutardji Calzoum Bachri, Prof Abdul Hadi WM dan Maman S Mahayana.

Ketua Dewan Juri Anugerah HPI 2028, Prof Abdul Hadi WM dalam pertanggungjawaban penjurian di depan hadirin menjelaskan keunggulan karya para pemenang tahun ini terkait kejelian para penyair dalam ekspresi dan pengolahan kata yang mengangkat nilai tradisi serta menjadikan karya-karya puisi tersebut tetap hidup dalam peristiwa keseharian.

Sementara Pembina Yayasan HPI, Datuk Seri Rida K Liamsi mengungkan rasa bahagianya karena Anugerah HPI ini sudah memasuki tahun keenam yang terus diminati ratusan penyair dari seluruh Indonesia.

''Alhamdulillah, perayaan HPI sudah sporadis berlangsung di Indonesia. Hampir semua daerah menggelar perayaan tersebut secara sukarela sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing. Kita berharap suatu saat nanti, HPI diakui sebagai Hari Besar Nasional,'' ucap Rida K. Liamsi.

Dewan juri yang lain, Sutardji Calzoum Bachri usai acara mengungkapkan, ada perkembangan yang menggembirakan terkait kualitas puisi para penyair di Indonesia. Oleh sebab itu, Anugerah HPI bisa menjadi barometer perkembangan perpuisi
di Indonesia.

Ketua Panitia Anugerah HPI 2018, Asrizal Nur menjelaskan rangkaian HPI tahun ini diawali Parade Puisi untuk Rakyat dan Seminar Sastra Internadional.

Dheni Kurnia saat menerima tropi, piagam penghargaan dan uang tunai di panggung acara mengungkapkan, kebahagiaannya atas prestasi yang luar biasa tersebut.

“Saya bersyukur kepada kehadirat Allah SWT dan kepada seluruh kurator yang telah mempercayai buku Puisi Bunatin menjadi buku puisi terbaik di Indonesia tahun ini,"   kata Dheni.

Penulis buku Bunatin yang bercerita tentang puisi dan mantra suku talang mamak, H Dheni Kurnia lahir di Air Molek, Indragiri Hulu- Riau, tahun 1961. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah; SD Airmolek (1973), MTsN Gadut, Bukittinggi (1976), Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Sumbar (1980) dan SMA Islam Mutiara, Duri Bengkalis, Riau (1983). Kemudian, dia melanjutkan kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau (UR) selesai tahun 1989. Tahun 1994-1995, anak sulung dari dua belas bersaudara dari pasangan Amiruddin dan Dayang Darmaya ini, belajar jurnalistik di LES Mounclear College, Los Angeles, California, USA.  

Sedangkan Fakhrunnas MA Jabbar dilahirkan di Airtiris, Kampar, Riau, 18 Januari 1959.Telah menerbitkan 15 buku puisi dan cerpen serta sering menjadi pemakalh dan bsca puisi bsik di dalam maupun luar negeri. Di antaranya Prancis, Belanda, Swiss, Korsel, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand dll. Saat ini sedang menyelesaikan program Ph.D Social Science in Communication di Universiti Selangor (Unisel), Malaysia. **Prc/pen 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER