Kanal

Meranti Dukung Sistem Pendaftaran Online, Tapi Sayangkan Sistem Justru Menjegal Qori Berpotensi Riau

PELITARIAU, Pekanbaru- Wakil Bupati Kabupaten Kepualauan Meranti H. Said Hasyim bersama Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kabupaten Kepulauan Meranti, menegaskan sangat mendukung penerapan sistem pendaftaran Online MTQ Provinsi Riau Ke-XXXV Pekanbaru 2016, namun yang disayangkan sistem ini justru menjegal Qori berpotensi Riau asli Meranti diajang MTQ Provinsi Riau, untuk itu Wakil Bupati dan LPTQ Meranti berharap, sistem yang diterapkan dapat dievaluasi dan tidak terlalu kaku, sehingga aset Riau dalam bidang baca, hafal, tulis Al-Quran ini tidak tersia-siakan.

"Kita sangat setuju dengan penerapan sistem Online ini dengan tujuan untuk menghindari terjadinya Qori carteran dari luar Provinsi Riau, namun yang disayangkan, kekakuan sistem ini justru keluar dari tujuan utamanya dan menjegal Qori dan Qoriah Meranti yang nota bene merupakan anak-anak asli Meranti (Watan)," ujar Wakil Bupati didampingi Ketua LPTQ Meranti H. T. Akhrial dan Sekjend. Drs. Zulkhairil, Senin (10/10).

Seperti diketahui, sebanyak 6 Qori dan Qoriah asli Meranti dianulir oleh panitia MTQ Provinsi Riau Ke-XXXV Pekanbaru 2016, alasan yang diutarakan panitia kepada pihak LPTQ Meranti keenam peserta ini karena tersandung masalah administrasi, mereka adalah Mufaisal Peserta Cabang Hafiz 20 Juz Putra, Arlina Cabang Kiraat Putri, Sri Rahayu Cabang Tahfiz 20 Juz, M. Safwan Saputra Cabang Tilawah Anak-Anak, Siti Nuraini Cabang Tilawah Anak-Anak, serta Abdul Rahim.

 

Inilah kemudian yang memicu mundurnya Khafilah MTQ Meranti dari ajang pertandingan uji kebolehan baca Al- Quran tingkat Provinsi tersebut. Wakil Bupati dan pihak LPTQ Kabupaten Meranti kecewa karena yang didiskualifikasi merupakan anak watan asli Meranti. 

"Jika benar peserta bajakan mungkin kita maklum, namun inikan tidak, mereka anak-anak asli Meranti, silahkan cek keluarganya bahkan makam nenek moyangnyapun ada di Meranti, sangat disayangkan hanya masalah administrasi saja mereka terpaksa di diskualifikasi," papar H. Said Hasyim.

"Yang tidak bisa kita terima itu, anak kita tidak ada yang carteran, kita berani garansi 100 persen merupakan anak tempatan dan telah kita latih bertahun-tahun, ada memang yang baru pindah namun sebelumnya sudah bertahun-tahun di Meranti," jelas Wabup lagi yang mengaku masih mengingat penjelasan Gubernur terkait penerapan sistem pendaftaran Online ini, yang bertujan untuk menghindari adanya peserta bajakan dari luar daerah.

Akibat diskualifikasi itu Wabup menilai sangat merugikan Riau dan parahnya cukup menghantam psikologi anak yang sedang bersemangat menggali potensi diri dibidang baca dan hafalan Al-Quran. 

"Mereka inikan aset Riau, apalagi diantaranya Hafiz 20 Juz yang sangat susah dicari, harusnya panitia jangan terlalu kaku dan bisa memikirkan juga psikologi anak,"ungkapnya lagi.

Kedepan Wabup dan pihak LPTQ terus berbenah memperbaiki segala kekurangan, namun pembenahan itu juga tergantung dari kesiapan sistem elektnik pembuatan E-KTP yang ada di Meranti, apalagi para Qori dan Qoriah terbaik Meranti ini banyak yang beasal dari Desa seberang yang serba keterbatasan baik listrik maupun akses elektronik.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua LPTQ Meranti H. T. Akhrial melalui Sekjend. LPTQ Drs. Zulkhairil, dirinya sangat menyayangkan sistem pendaftaran Online kali ini justru mendiskualifikasi anak asli Meranti. 

"Kami sangat menyangkan peserta asli Meranti terkena diskualifikasi, padahal semangat dari penerapan sistem Online ini adalah untuk mengawal adanya peserta dari luar Riau, namun dalam kasus ini, sistem justru menjustifikasi dan menjadi hakim baru yang menentukan secara mutlak layak tidak layak peserta, padahal pada prinsipnya, kami yang paling mengetahui dan mengerti terkait identitas peserta yang diikutsertakan, baik secara ekonomi, pendidikan maupun keluarganya," jelas Zulkhairil.

Seperti yang terjadi pada Arlina yang hanya memiliki KK Desa Ketapang tetapi tidak punya E-KTP meski sudah mengantongi surat keterangan dari Distarduk Meranti namun tetap dianggap tidak lengkap oleh sistem dan panitia. Dan Sri Rahayu Lestari Putri dari Cabang Kiraat yang tidak ditemukan NISN nya, padahal sebelumnya Sri pernah lolos sebagai wakil Meranti untuk Riau diajang MTQ Tingkat Nasional di NTB beberapa waktu lalu.

Dan terkait kasus diskualifikasi peserta Meranti karena tidak adanya E-KTP, berkas kurang lengkap dan alasan Non Teknis lainnya, Zulkahiril menilai harusnya LPTQ Provinsi Riau selaku lembaga semi Pemerintah dapat memberikan kemudahan, dengan meloloskan peserta bersangkutan jika perlu membantu atau memediasi agar peserta dapat melengkapi syarat seperti membuatkan E-KTP maupun administrasi lainnya karena bagaimanapun, jika mereka terjaring dan terpilih mewakili Riau dtingkat Nasional dan berhasil mengukir prestasi gemilang yang bangga adalah Riau sendiri.

"Tak bisa dipungkiri, Qori dan Qoriah berpotensi itu banyak yang berasal dari kampung-kampung, mereka banyak yang tak mengantongi E-KTP, dokumen administrasi diri tak lengkap bahkan meski orangnya sama kadang beda data, termasuk juga jauhnya jarak tempuh dari Selatpanjang ketempat peserta berasangkutan berdomisili, inilah yang kami perjuangkan untuk melengkapinya sehingga peserta bisa bertanding,"jelas Zul.***ek

 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER