Kanal

Buku Sejarah Kepahlawanan Sultan Siak ke 12 Diluncurkan

PELITARIAU, Siak - Tidak ada lagi keraguan tentang nasionalisme dan rasa kebangsaan yang ada dalam sosok Sultan Siak ke 12, Sultan Syarif Kasim II. Hal itu diwujudkan dengan menyerahkan Tahtanya, lalu kemudian turun secara terhormat dari singgasana kesultanannya, bersumpah setia bergabung kepada Republik Indonesia lalu kemudian menjadi rakyat biasa.

 

Bagaimana bisa seseorang yang memiliki kekuasaan dan daerah jajahan yang begitu luas, lalu dengan ikhlasnya mengakui kedaulatan NKRI? Tak hanya sampai disitu, Sultan juga menyerahkan hartanya kepada negara. Hal ini begitu jelas dan gamblang dibahas dan terungkap dalam sebuah buku "Tahta Untuk Negeriku Indonesia" karya OK Nizami Jamil.

 

Peluncuran buku setebal 84 Halaman tersebut dilakukan di Gedung LAM Riau Kabupaten Siak, Kamis (6/11). Acara ini juga dihadiri oleh Gubernur Riau yang diwakili Asisten I Setda Riau H Kasiarudin, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, Wakil Bupati Siak Drs H Alfedri, Ketua DPRD Siak Indra Gunawan SE, Kajari Siak Zainul Arifin, Prof Din Majid, H Fadlah Sulaiman, Saleh Jasid serta sejumlah tokoh kabupaten Siak dan Riau yang hadir antara lain H Tenas Efendi, Prof Swardi MS, H T Mokhtar Anom, Zulkifli ZA, Mantan Wako Pekanbaru Herman Abdullah.

 

Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap apa yang telah dilakukan oleh penulis yang juga merupakan tokoh masyarakat Siak. Bupati juga mengharapkan OK Nizami akan terus melahirkan karya-karya lainnya. Catatan-catatan sejarah dipandang sebagai salah satu warisan yang melalui sebuah buku sejarah itu bisa diwariskan kepada penerus bangsa. 

 

Lengkapnya buku ini mengisahkan panjang lebar mengenai sosok Sultan Syarif Qasim II sejak dari lahir, ketika mengenyam pendidikan di Batavia, lalu sempat merasakan kesedihan karena ditinggal mangkat ayahnda tercinta, perjalanan beliau menyusun pemerintahan, pertentangan dan Belanda, Perang Dunia ke II hingga kependudukan Jepang di Siak, berlanjut pada masa kemerdekaan indonesia, perjuangannya bersama rakyat Aceh dalam mengusir penjajah, hingga beliau menyerahkan tahtanya kepada Republik Indonesia dan kemudian hidup serta mangkat dalam keadaan menjadi rakyat biasa.

 

OK Nizami Jamil dalam sekapur sirihnya mengungkapkan bahwa bertepatan pada hari ini tepatnya pada tahun 1978 silam, Sultan Syarif Qasim ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Ia memaklumi penulisan buku ini masih terdapat kekurangan dan mungkin tidak memenuhi hasrat masyarakat Siak secara umum, karena data yang diterima hanyalah merupakan cerita dari orang tetua dari tahun ke tahun.

 

"Buku ini saya tulis agar sejarah ini dapat diketahui oleh anak-anak penerus bangsa," ungkap OK Nizami.

 

Dalam kesempatan itu secara singkat ia mengurai perjalanan singkat seorang sultan.

 

OK Nizami Jamil sendiri merupakan putra dari OK Muhammad Jamil. Orang tua beliau adalah salah seorang Sekretaris Sultan. OK Nizami sendiri banyak mendapatkan kisah tentang Sultan Siak berasal dari cerita Ayahnda. Selain itu beliau juga hidup dan besar dilingkungan istana.

 

Usai peluncuran yang ditandai dengan penandatanganan oleh Gubernur Riau, Bupati dan Wabup serta para tokoh lainnya, OK Nizami Jamil juga menyerahkan bendera pusaka kepada pemerintah kabupaten Siak yang selama ini disimpan dirumah beliau. Bendera berukuran cukup besar ini merupakan bendera yang pertama kali dikibarkan di istana Siak pada 17 Oktober 1945 dan selanjutnya akan disimpan diistana Siak. (siaksatu)

 

Editorial: Rio Ahmad


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER