Kanal

Gelar Diskusi, Jangan Sampai Masuk Paham Radikal ke Inhu

PELITARIAU, Inhu - Upaya mengantisipasi berkembangnya paham radikal di tengah-tengah masyarakat harus dilakukan sejak dini, pada dasarnya Islam tidak mengajarkan umat untuk berbuat radikal, Islam merupakan agama yang Rahmatan Lil Alamin (agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan bagi semua,red).

Demikian disampaikan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Indragiri hulu (Inhu) H Tengku Wahab, Senin (27/3/2017) dalam acara pembukaan diskusi cegah berkembangnya paham radikal di bumi melayu, yang bertepat di ruang auditorium kantor Bupati Inhu. "Ada sebagian kelompok radikal yang mengatasnamakan Islam, itu tidak benar, sebagai umat Islam kita perlu mencegah masuknya paham radikal di bumi melayu khususnya di Kabupaten Inhu," kata Tengku Wahab.

Kata ketua MUI, paham radikalisme merupakan gerakan menggunakan pandangan yang sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Ajaran islam yang disebut ada Radikalisme tidak berdasar, sebab agama islam membawa kedamaian. Islam tidak pernah membenarkan praktek penggunaan kekerasan dalam menyebarkan agama atau paham keagamaan serta paham politik.

Dalam diskusi tersebut tergambar ciri-ciri paham radikal sebagai berikut, pertama sering mengklaim kebenaran tunggal yang diyakini hanya pendapat seseorang paling benar, kedua mengalami overdosis dalam tingkatan tanpa menyesuaikan hukum syar'i, terlalu fanatik dengan pendapat satu orang tanpa memandang pendapat yang lain, ketiga, mudah mengkafirkan orang lain yang berbeda pendapat, dan keempat menggunakan cara-cara kekerasan terhadap orang lain yang berbeda pendapat agar mengikuti pendapatnya saja.

"Kita harus mengetahui ciri-ciri paham radikal yang terjadi dikalangan masyarakat, kemudian kita harus melakukan tindakan yang bisa mencegah paham tersebut ditengah umat Islam," harapnya.

Adapun motif dan tujuan radikalisme menurut filosofinya adalah ingin mendirikan negara Islam yang selama ini menjadi point pertama perjuangan mereka. Pelaku radikal terorisme mayoritas didominasi oleh orang muslim yang meneguhkan dirinya sebagai orang yang islamis. Bahkan tidak jarang mereka dengan keras menegaskan bahwa perbuatannya sebagai bentuk perjuangan di jalan agama (Jihad).

Hadir sebagai pembicara dalam diskusi pencegahan paham radila tersebut, Dandim 0302 Inhu, Letkol Inf Mujibburahman SE, Kapolres Inhu, AKBP Abas Basuni Sik, Kepala Kemenag Inhu, Drs H Abd Kadir, ketua LAM Riau Kabupaten Inhu, H Zulkifli Gani, tampak diikuti ratusan peserta yang terdiri dari tokoh agama dan tokoh masyarakat masyarakat, tokoh pemuda, mahasiswa, serta santri utusan dari sejumlah pesantren.

Semanatara itu, Kapolres Inhu AKBP Abas Basuni Sik menjelaskan, diera perkembangan tekhnologi yang semakin pesat, sarana media sosial seperti facebook, twitter dan lain sebagainya merupakan sarana yang rawan sebagai tempat untuk mengembangkan paham radikal ke masyarakat. "Tanpa mengetahui kebenarannya terlebih dahulu, pemilik akun media sesial yang pemahamannya dangkal sudah membagikan informasi yang diterimanya padahal itu informasi bohong akhirnya menyesatkan," ujar Abas Basuni.

Gerakan radikal teroris merupakan kelompok yang mengusung gagasan ideologi agama, ideologi lain dan bergerak melakukan aksi terorisme secara tertutup dan melawan kebijakan pemerintah. "Semua pihak harus mengetahui ciri-ciri paham radikal, paham radikal jangan sampai masuk ke Inhu," harapnya.

Ditempat yang sama, selanjutnya Dandim 0302 Inhu Letkol Mujibburahman Hadi SE, menegaskan, kalau era reformasi yang terjadi  saat ini secara umum dapat brjalan dengan baik, namun sepanjang perjalanan reformasi tidak dapat dipungkiri bahwa kompleksitas permasalahan yang terjadi merupakan suatu realita yang akan terus mewarnai kondisi bangsa Indonesia, dan bila hal ini tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menimbulkan kerawanan yang dapat mengancam keutuhan NKRI.

Katanya, salah satu tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh bangsa indonesia yaitu masih adanya kelompok yang memiliki kepentingan tertentu yang terus berusaha eksis deengan memunculkan aksi-aksi diantaranya kelompok-kelompok yang beraliran radikal yang telah mewujudkan eksistensinya melalui berbagai aksi dan gerakan-gerakan yang dapat mengarah kepada instabilitas keamanan.

"Terganggunya masyarakat bahkan dapat menjurus pada kekacauan dan anarkisme, kondisi ini terus dihadapi oleh  bangsa indonesia, selama kelompok-kelompok tersebut berusaha mempertahankan eksistensinya dengan terus mengumandangkan paham-paham yang ingin di sebarluaskan. yang jelas di Inhu tidak ada paham radikal," jelasnya. **zpn/Andri Subakti


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER