Kanal

JSR Penting Artinya Membuka Isolasi Merbau

PELITARIAU, Selatpanjang–Pembangunan Jembatan Selat Rengit (JSR) merupakan proyek multiyears yang sangat penting untuk mempercepat penuntasan kemiskinan, terutama di Pulau Merbau. Di Pulau tersebut jumlah penduduk miskinnya terbesar di Kepulauan Meranti,

 

 "Kita perlu jelaskan soal pembangunan Jembatan Selat Rengit ini karena saya mendapat informasi banyak muncul komentar-komentar negatif dan bernuansa politik terhadap proyek rakyat ini," ujar Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan Msi saat meninjau proyek JSR yang  mengikutsertakan sejumlah pejabat dan kalangan wartawan, Rabu (22/10), sembari berdiri di depan pilling pondasi jembatan yang berdiri kokoh untuk memberikan keterangan pers..


Menurut Bupati tanpa membuka akses jalan dan jembatan, sulit kita mengembangkan ekonomi masyarakat. Jadi, pembangunan jembatan ini sangat penting kita lakukan untuk percepatan penuntasan kemiskinan.

Selain itu, sambung Bupati, Pulau Merbau berpotensi menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kepulauan Meranti di masa mendatang. Atas dasar itu, perlu dibuka akses menuju pulau tersebut.

Mengenai proyek JSR yang direncanakan dibangun dalam rentang tiga tahun sejak 2012 namun belum selesai, Bupati menegaskan keterlambatan penyelesaian proyek tersebut akibat kendala perizinan dan pembebasan lahan yang memakan waktu hingga sekitar satu tahun. Selain itu juga kendala alam dimana tanah di lokasi proyek sangat labil sehingga alat berat sulit masuk.

"Pengurusan perizinan pemanfaatan lahan hutan mangrove memakan waktu. Begitu juga, karena Selat Rengit ini jalur pelayaran internasional kita pun harus mengurus izin ke International Maritime Organization (IMO) ditambah proses pembebasan lahan, sehingga memakan waktu hampir satu tahun," papar dia.

Bupati mengakui progres pembangunan JSR oleh kontraktor sangat rendah dan jauh dari harapan. Atas dasar itu dirinya meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum untuk segera menuntaskan persoalan tersebut dengan kontraktor.

"Ya, kita putuskan kontraknya. Dalam APBD Perubahan Tahun 2014 ini, untuk JSR masih kita anggarkan Rp193 Miliar, namun itu kita pastikan tidak akan dibayar ke kontraktor," tegas Bupati.

 

Bupati menegaskan pembangunan JSR tetap akan dilanjutkan di tahun 2016 mendatang. Namun pada tahun 2015 akan dilakukan review atau penyesuaian, baik dari segi anggaran dan desain proyek.

"Baru pada tahun 2016 akan dilakukan tender untuk kelanjutan pengerjaan proyek Jembatan Selat Rengit ini. Kontraktor sekarang tentu otomatis di-blacklist," tegas Bupati.

Irwan juga menegaskan pembangunan jembatan sudah masuk dalam program pembangunan jangka panjang baik Pemkab maupun Provinsi. Bukan hanya di Selat Rengit, Pemkab juga akan membangun jembatan Sungai Suir, Jembatan Ketapang-Pelantai, dan Jembatan Air Mabuk-Futong (Pelalawan).

"Dalam waktu dekat kita akan rapat dengan pihak provinsi dan pusat. Kita akan bagi mana diantara jembatan yang akan dibangun ini akan dibiayai oleh provinsi dan mana yang dibiayai oleh pusat," jelas dia.

Untuk itulah Irwan mengharapkan dukungan seluruh komponen masyarakat karena proyek yang dibangun itu semata-mata untuk kesejahteraan dan kemudahan masyarakat.

"Proyek itu sangat dibutuhkan karena jika tidak sekarang, kapan lagi Kepulauan Meranti memulai pembangunan infrstruktur yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.

Mengenai keterlambatan penyelesaian pembangunan, menurutnya, tidak ada masalah karena banyak proyek multiyears yang juga mengalami keterlambatan seperti proyek jembatan di Pekanbaru dan Kabupaten Siak.

"Namun memang tidak banyak yang menanggapi, tidak seperti di Meranti ini. Bahkan sampai ada yang mengatakan seluruh anggaran proyek ini sudah cair. Itu ngawur," kata Bupati. (kor. nto)

 

Editorial: Rio Ahmad

 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER