Kanal

Masih Ada 33 Lokalisasi Belum Ditutup, Terbanyak di Kalimantan Timur

PELITARIAU, Banjarbaru - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, dari 160 lebih lokalisasi di Indonesia tahun 2014, saat ini tinggal 33 lokalisasi yang belum ditutup. Kementerian Sosial menargetkan, 33 lokalisasi tersebut ditutup pada tahun 2019—sesuai dengan lima tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla berakhir.

"Dengan ditutup tiga lokalisasi di Banjarbaru, maka secara nasional tinggal 33," kata Khofifah saat menghadiri deklarasi penutupan lokalisasi di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Minggu (19/9), dikutip dari Antara.

Khofifah mengatakan, penutupan lokalisasi bukan pekerjaan mudah dan membutuhkan kerja sama banyak pihak karena merupakan persoalan kompleks. Bukan hanya proses penutupan yang dapat memicu konflik, tetapi juga perlu dipikirkan langkah lebih lanjut pascapenutupan.

Kementerian Sosial memberikan bantuan kepada eks pekerja seks komersial (PSK) sebenar Rp5.050.000 dengan rincian Rp3 juta untuk Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Rp1,8 juta untuk jaminan hidup, dan Rp250 ribu untuk transportasi lokal. Bantuan diberikan selama enam bulan.

Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Andhani menjelaskan, tiga lokalisasi yang ditutup adalah di Pebatuan di Jalan Kenanga, KM 18, dan Batu Besi.

"Prostitusi di Banjarbaru sudah 40 tahun dan untuk menutupnya bukan hal mudah. Kami menggunakan konsep menutup bukan menggusur," kata Nadjmi dikutip CNN Indonesia.

Pemkot Banjarbaru sudah mengantisipasi dampak penutupan yang secara langsung dirasakan PSK, pemilik wisma, dan masyarakat sekitar yang terlibat aktivitas ekonomi.

Untuk PSK akan diberi bantuan yang anggarannya berasal dari Kemsos, untuk pemilik wisma dilakukan pembebasan lahan dengan luas total 1,5 hektare, dan bekas lokalisasi akan dijadikan kawasan yang hidup secara ekonomi.

Bahkan di bekas areal lokalisasi di Batu Besi akan dibangun kantor kecamatan, Polsek, dan Koramil.

Deklarasi penutupan lokalisasi diikuti sejumlah elemen masyarakat di Banjarbaru dan dihadiri pejabat daerah tetangga sekitar Kota Banjarbaru. Hadir juga anggota DPR dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha yang berasal dari daerah pemilihan Kalsel 1.

Berdasarkan data Kemsos, tempat lokalisasi terbanyak berada di Kalimantan Timur. Setidaknya, ada 4 ribuan PSK di 31 tempat lokalisasi.

Dengan menjamurnya lokalisasi di provinsi itu, Khofifah menyebut, Kaltim sebagai provinsi dengan tingkat pengidap HIV/AIDS yang cukup besar mencapai 3 ribuan orang.

Khofifah sempat mengunjungi lokalisasi di kilometer 10 Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara untuk memastikan penutupan lokalisasi berlangsung damai, Februari 2016.

Sebelum Kaltim menjadi tempat lokalisasi terbanyak, ‘peringkat pertama’ diduduki oleh Jawa Timur. Namun tempat-tempat tersebut kini telah ditutup dan menyisakan 33 lokalisasi saja yang tersebar di seluruh Indonesia. ***(prc)


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER