Kanal

Pemulung Dihajar Tiga Warga Hingga Mengalami Patah Kaki

PELITARIAU, Selatpanjang - Melangkah keluar dari pintu rumah untuk mencari sesuap nasi dan berniat untuk menafkahi keluarga, dengan profesi sebagai pemulung dan mencari barang-barang bekas. Berbagai resiko pun harus ditanggungnya untuk apa yang dikerjakannya sebagi pencari barang bekas.

 

Seperti yang dialami Amran (42) Warga Jalan Manggis Gang Tempur, Kecamatan Tebingtinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti ini, dikarenakan mulung hingga jauh malam, Ia malah dihajar tiga warga lainnya hingga mengalami patah kaki karena diduga akan mencuri disalah satu rumah warga.

 

Padahal mencari barang bekas menurutnya, dilakukan hingga larut malam itu demi untuk mendapatkan hasil lebih. Ternyata hal itu malah membuat beberapa warga merasa curiga karena warga berfikir Ia adalah pencuri yang akan mencuri disalah satu rumah warga.

 

Dan akhirnya berujung pada pengeroyokan yang dilakukan oleh beberapa warga, bahkan kakinya sebelah kanan patah akibat pukulan sebuah benda tumpul yang dilontarkan dari salah seorang warga. Hingga kini, Ia terpaksa menjalani perawatan di ruang Zaal Bedah 1 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jalan Dorak Selatpanjang.

 

Kejadian tersebut, dini hari Kamis (23/04) sekitar pukul 02:00 WIB, di Jalan Impres Kecamatan Tebingtinggi. Menurut korban, waktu itu Ia pulang dari mulung kaleng-kaleng bekas. Namun, tiba-tiba ada tiga orang tidak dikenalnya langsung menghajar dirinya, yang menurut mereka Ia merupakan maling.

 

Untung saja kata korban, kepolisian yang lagi patroli langsung menjumpai kejadian tersebut, sehingga dari kepolisian cepat mengerainya.

 

"Jika lambat 5 menit kepolisian datang, mereka akan membakar saya," ungkap Amran ketika ditemui, Kamis (23/04) siang, yang saat itu lagi meraung kesakitan dibagian kaki dan luka di bagian kepala.

 

Diterangkan olehnya, sebelum dirinya dihajar oleh warga, Ia sempat mengatakan bahwa Ia merupakan warga Selatpanjang, maksudnya bukan orang asing yang masuk. Namun dari tiga warga tersebut tidak perduli dengan perkataannya.

 

"Saya sempat bilang pada mereka (warga,red), saya hanya mulung di sini, dan saya merupakan warga di sini. Kalau tidak percaya ayok kita ke rumah pak RT. Namun mereka tidak memperdulikan saya," terangnya.

 

Dia tidak mengkhawatirkan dirinya, tapi ia sangat merisaukan buahatinya yakni nasib kedua anaknya, yang perempuan berumur 6 tahun, dan laki-laki berumur 8 tahun yang saat ini masih menganjak di bangku kelas 3 Sekolah Dasar (SD). Karena menurutnya, jika kakinya patah bagaimana untuk menafkahi kedua anaknya.

 

"Kalau isteri saya, sudah hampir setahun lalu meninggalkan kami bertiga. Jadi, sekarang ini hanya saya sendiri lagi yang menafkahi dan mengurus anak saya. Sedangkan kini kaki saya sudah patah," ucapnya terbata-bata sambil meneteskan airmata.***

 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER