Kanal

BPBD Meranti Raih Penghargaan Gubernur Riau Karena Berhasil Tekan Angka Karlahut 70-80 % Tahun 2016

PELITARIAU, Meranti- Berkat kerja keras Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti, dibantu dengan Stakeholders terkait mulai dari TNI, Polri, Pihak Swasta serta Masyarakat. 

 

BPBD Meranti berhasil menekan angka kebakaran hutan dan lahan (Karlahut) di Kabupaten Meranti mencapai 70-80 persen ditahun 2016. Selain itu eksistensi penyediaan informasi kepada Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD Riau, dalam mendukung operasi siaga darurat penanggulangan bencana akibat kebakaran hutan dan lahan di Bumi Lancang, mengantarkan BPBD Meranti meraih 2 penghargaan sekaligus yakni dari Gubernur Riau dan BPBD Riau.

 

Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger kepada Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Meranti, Edy Afrizal yang diwakili oleh Plh. Kabid Kedaruratan dan Logistik, Subkti, disaksikan Direktur Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Raffles Brotestes Panjaitan, Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Nurendi, Selasa lalu (27/12/16) di Kantor Gubernur Riau. 

 

Dua kategori penghargaan itu adalah 1. Peran Serta Mendukung Operasi Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun 2016 dari Gubernur Riau, 2. Penghargaan dari BPBD sebagai Pusdatin terbaik 2016. Sebelumnya BPBD Meranti juga telah menerima penghargaan atas Suport dan bantuan dalam mensukseskan pembangunan sistem aplikasi deteksi dini karhutla dari BPBD Riau.

Diceritakan Kalaksa BPBD Riau, menekan angka Karlahut yang terjadi di Kabupaten Meranti yang notabene merupakan daerah kepulauan yang sulit dijangkau, dengan 85 persen kawasan hutan gambut yang mudah terbakar dan sulit dipadamkan, serta tidak adanya sumber air, bukan perkara yang mudah, diperlukan kesiap siagaan personil, peralatan dan transportasi darat, laut dan dukungan udara untuk mengcover seluruh kawasan tersebut. 

 

Keterbatasan sarana dan prasara seperti peralatan, anggaran serta personil yang khusus menangani Karlahut yang dimiliki BPBD Meranti, logikanya akan membatasi gerak operasional, namun pada kenyataanya tidak menjadi sebuah halangan, berkat strategi jitu BPBD Meranti dalam menjalin Sinergitas dengan Stakeholders terkait dan memanfaatkan sarana yang ada, untuk menghimpun informasi Karlahut hingga action dilapangan berhasil menekan angka Karlahut 70-80 persen ditahun 2016, jika sebelumnya ditahun 2014-2015 Karlahut yang terjadi mencapai 3000 Ha kini ditahun 2016 hanya berkisar 600-an Ha saja.

 

"Dalam menangani Karlahut di Kabupaten Meranti kita tidak sendiri, peran TNI, Polri, Swasta dan Masyarakat memberikan peran penting dalam menjalankan strategi yang kita terapkan, yakni dengan cara menghimpun informasi dan melakukan action secara berjenjang di TKP, mulai dari perangkat terkecil ditingkat desa hingga ke Kabupaten," jelas Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Meranti Edi Afrizal kepada awak media, Kamis (28/12/16).

 

Penanganan berjenjang seperti dijelaskan Kalaksa BPBD Meranti, Edi Afrizal, dengan melibatkan personil mulai dari Aparatur Desa, Kecamatan, hingga Kabupaten. Hal yang sama juga didukung oleh Kepolisian mulai dari Babinkamtibmas hingga ke Mapolres, begitu juga dari TNI mulai dari Babinsa hingga Koramil. Penanganan berjenjang ini menurut Kalaksa BPBD Meranti, Edy Afrizal sangat efektif dan efisien. 

"Koodinasi kita lakukan mulai dari bawah, jika Karlahut yang terjadi di TKP bisa ditangani ditingkat Kecamatan maka kita di Kabupaten tak perlu turun, namun jika tidak, maka kita akan turun dengan mengerahkan seluruh sumber daya yang ada, dibantu TNI, Polri dan Masyarakat maupun perusahaan, sinergitas inilah kuncinya dan harus terus dipertahankan" ujar Kalaksa BPBD Meranti.

 

Baik TNI, Polri, Swasta dan Masyarakat berkat koordinasi intens berhasil melaksanakan peranya dengan baik. Masyarakat dengan pasukan Masyarakat Peduli Api dibawah kordinasi Badan BLH turut membantu upaya pemadaman yang dilakukan pihak BPBD, TNI dan Polri, sementara pihak perusahaan membantu dengan membangun Embung.

 

Dan yang tak kalah penting dikatakan Kalaksa BPBD Meranti adalah, stresing dalam upaya pencegahan melalui sosialisasi tatap muka antara BPBD/TNI/Polri dngan masyarakat dan dunia usaha yang memiliki lahan. Hal ini dinilai penting karena dari data yang dihimpun dilapangan 95 pesen faktor penyebab terjadinya Karlahut adalah akibat ulah manusia, baik disengaja maupun tidak disengaja sementara faktor alam dinilai sangat kecil.

 

Kelalaian manusia itu seperti aktifitas konversi lahan, pembakaran vegetasi, aktifitas dalam pemanfatan SDA, Pembuatan Kanal, serta penguasaan lahan.

 

"Kita selama ini juga fokus melakukan sosialisasi Face To Face dengan masyarakat dalam upaya pencegahan karena jika sudah terbakar sulit untuk dipadamkan dan dari data dilapangan (95 persen) penyebab terjadinya Karlahut di Riau akibat faktor manusia, jadi upaya penyuluhan dan sosialisasi dengan memajang baleho ini sangat penting," jelasnya lagi.

 

Lebih jauh dijelaskan Kalaksa BPBD Meranti, kedepan ditahun 2017 upaya menekan angka Karlahut di Kabupaten Meranti akan semakin sulit, karena dari data yang dikeluarkan oleh BMKG, diprediksi tahun 2017 mendatang Riau akan dilanda cuaca panas ekstrim dan kondisi itu akan turut memicu terjadinya Karlahut. Untuk itu Kalaksa BPBD Meranti, Edi Afrizal berharap mendapat dukungan peralatan, Logistik serta dana operasional dari BPBD Riau dan BNPB Pusat. Meski ditahun 2017 mendatang Pemda Meranti telah menganggarkan dana sebesar 8 Miliar untuk operasional dan lainnya. Namun dana itu dinilai belum mencukupi untuk melengkapi kebutuhan peralatan dan operasional di BPBD Meranti.***ek

 


Ikuti Terus Pelitariau.com

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER