Hari Santri Nasional, Oronum Nahdatul Ulama Gelar Meranti Bershalawat

Ahad, 23 Oktober 2016

Hari Santri Nasional, Oronum Nahdatul Ulama Gelar Meranti Bershalawat

PELITARIAU, Meranti- Memperingati Hari Santri Nasional oronom NU gelar acara meranti bershalawat pada sabtu malam (22/10/16) di Taman Cik Puan.

 

Acara Meranti bershalawat tersebut tampak di hadiri Wabup Meranti, Wakil Ketua DPRD Meranti Taufikirahman, Ketua MUI, Ketua Pengadilan Agama Selatpanjang, anggota DPRD Edi Masyudi dan Mudarsih, Kabag Kesra Sekdakab. Meranti, Para Ketua Oeganisasi Otonom NUpara pengasuh pondok Pesantren, tokoh agama/Adat/Masyarakat, Imam Masjid/Mushola, Ketua LSM, Ketua Paguyuban, dan ribuan santri yang memadati lokasi acara.

 

Muhammad Tartip selaku  Ketua Pemuda Anshor Kabupaten Meranti dalam sambutannya mengatakan kegiatan yang digelar oleh Badan Oronom Nahdatul Ulama (NU) itu mengambil tema dari Santri untuk negeri. Acara itu sendiri merupakan yang pertama kali dilaksanakan di Kabupaten Meranti.

 

Kegiatan itu juga sebagai Resolusi jihat NU atas dikeluarkannya Keputusan Presiden yang menyatakan tanggal 22 Oktober sebagai hari Satri Nasional. 

 

"Didasari untuk mensukseskan hari Santri Nasional itulah jajaran NU menggelar kegiatan ini. Dan didanai secara sukarela oleh masyarakat," jelas Tartip seraya mengucapkan terima kasih kepada donatur yang turut mensukseskan acara itu.

 

"Kita ingin memberikan motivasi kepada para santri untuk terus belajar dan berkarya menuju negeri Baldatun Toybatul Warabun Ghofur," harap Tartip.

 

Pada kesempatan itu Wakil Bupati H. Said Hasyim mengucapkan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut, diharapkan dengan dikumandangkannya Milyaran Shalawat oleh para Santri NU diseluruh Indonesia malam itu dapat membawa Indonesia khususnya Meranti kedalam kemakmuran.

 

Lebih jauh dijelaskan H. Said Hasyim sejarah telah mencatat keberadaan santri dari sabang sampai meroke dibawah kepemimpinan pendiri NU K.H Hasyim dan Achmad Dahlan Ashari memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dan kini di zaman modern saat ini perjuangan itu hendaknya terus dilanjutkan tapi dengan cara berbeda yakni jihat mengantisipasi kemerosotan akhlak dan moral serta meramaikan masjid.

 

 "Dulu Santri turut berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kini Santri yang identik orang yang berilmu (orang sholeh) harus bisa melanjutkan perjuangan para pendiri NU dalam resolusi jihat 70 tahun lalu," Himbau Wabup.

 

"Di zaman modern ini Santri harus dapat menjadi ujung tombak dakwah mengatasi kemiskinan moral dan aklak. Mari kita lanjutkan perjuangan tokoh Nu terdahulu," ajaknya.

 

Sempena peringatan hari Santri Nasional ini Wabup juga mengajak Masyarakat bersama-sama satukan tekat berdakwah untuk memakmurkan, ajakan Wabup bukannya tidak beralasan hal itu dikarenakan semakin minimnya masyarakat yang sholat di masjid. Bahkan dikampung-kampung yang dulunya masjid dipenuhi oleh tua dan muda kini hanya diisi oleh orang tua saja.

 

"Jika ini dibiarkan apa yang kita cita-citakan yakni Meranti yang Baldatun Toybatul Warobun Ghofur akan sulit diwujudkan. Mari ajak anak saudara kita untuk memakmurkan masjid, mari berjuang dan berjihat memakmurkan masjid," teriak H. Said Hasyim berapi-api membakar semangat para ulama.***ek