Pemda Rohil Sukses Melaksanakan PIN Polio

Kamis, 22 September 2016

Bupati Rohil H Suyatno memberikan vaksi Polio kepada anak

PELITARIAU.com - Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) tahun 2015 lalu sukses melaksanakan pencanagan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Pemda Rohil melalui program Dinas Kesehatan (Diskes) telah melakukan pemberian vaksin kepada anak di setiap desa di wilayah Rohil.
 
"Dampak imunisasi polio ini sangat baik untuk kesehatan, kekebalan tubuh untuk anak-anak kita. Tentunya dari sekarang harus kita berikan bimbingan kesehatanya agar nanti mereka bisa tumbuh kembang menjadi anak yang cerdas dan pintar," kata Bupati Rohil H Suyatno saat menghadiri pemberian vaksin polio kepada anak.
 
Pemda Rohil kata Bupati, telah menyiapkan 562 tempat pelayanan pemberian vaksi polis untuk 67.463 anak-anak di wilayah Rohil "Pencampaian target program imunisasi memerlukan dukungan para pakar dari berbagai disiplin ilmu termasuk para dokter spesialis," katanya.
 
Selain itu Pemda Rohil juga sudah menyiapkan ahli kesehatan masyarakat, dan ahli hukum serta wakil-wakil dari jajaran lintas sektor serta organisasi profesi bidang kesehatan dalam melaksanakan pencanangan vaksi polio.
 
Vaksin Polio Tetes Diganti Sistim Suntikan
Pemberian vaksin polio tetes yang selama ini digunakan guna mencegah penyakit polio diganti dengan cara injeksi (suntik,red), karena penggunaan vaksi tetes terus-menerus melalui polio oral (Oral Polio Vaccine atau OPV) dapat menimbulkan masalah kemudian hari.
 
"Penggunaan imunisasi secara injeksi lebih aman, karena menjamin tidak ada virus polio liar di lingkungan penerima vaksin, karena virus yang dilemahkan pada cara tetes bisa bermutasi menjadi ganas," kata Kepala Dinas Kesehatan Rohil, Dr H M Junaidi Saleh saat mengelar pelatihan peningkatan kapasitas petugas imunisasi dalam rangka introduksi vaksin IPY.
 
Foto : Kadiskes Rohil Dr H M Junaidi memberikan sambutan saat pelatihan sistim pemerian vaksi polio dari sistim tetes ke sistim suntikan kepada tenaga medis di wilayah Rohil.
 
 
 
Perubahan pemberian vaksin polio yang duluan oral dengan cara ditetes, petugas kembali dilatih untuk pergantian cara pemberian vaksi polio dengan cara penyutikan. Diaman Indoensia sudah mendapat sertifikat vaksi suntikan, dengang Kemenkes memberikan vaksin polio dalam bentuk injeksi atau suntikan. 
 
Vaksin Polio Inactivated atau Inactived Poliomyelitis Vaccine (IPV) belum banyak digunakan. IPV dihasilkan dengan cara membiakkan virus dalam media pembiakkan, kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan pemanasan atau bahan kimia. Karena IPV tidak hidup dan tidak dapat replikasi maka vaksin ini tidak dapat menyebabkan penyakit polio walaupun diberikan pada anak dengan daya tahan tubuh yang lemah.
 
"Kalau tetesan bisa kemungkinan aktif kembali untuk itu diaktifkan kembali dengan cara menyuntikan. untuk vaksin dengan cara penyuntikan, rohil baru kali ini kita terapkan vaksin injeksi ini, insallah pada bulan september ini akan kita mulai memberikan vaksin polio dengan cara penyuntikan,"ucap Kadiskes Rohil.
 
Pemberian vaksin dengan cara di suntik kini petugas dinas kesehatan Rokan Hilir lebih ekstra kerja, karena petugas kesehatan langsung turun kelapangan.
 
"Untuk kualitas vaksin polio cara menetetskan dengan penyuntikan lebih bagus penyuntikan, sebebnya harga vaksin injeksi ini lebih mahal kalau dibandingkan dengan vaksin yang lama,"sebutnya.
 
Proritas pemberian vaksin injeksi untuk balita umur 4 bulan, ada lagi paster umur 3 sampai 4 tahun dan poster terakhir umur 13 tahun hingga 18 tahun. Dengan pemberian vaksin injeksi ini benar benar penyakit polio ini dapat di cegah. **jar