Disdikbud Riau Mencatat 162 Ribu Anak Putus Sekolah

Kamis, 15 September 2016

Anak putus sekolah masih banyak di Riau

PELITARIAU, Pekanbaru - Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Riau mencatat sekira 162.000 anak di wilayah setempat mengalami putus sekolah. Angka putus sekolah tersebut terjadi mulai dari tingkat SD hingga SMA.

"Angka anak putus sekolah cukup tinggi mencapai 162.000 anak dengan empat faktor penyebab di antaranya kondisi geografis, sosial, ekonomi dan kesenjangan dari prasana," kata Kepala Disdikbud Riau Kamsol di Pekanbaru dikutip okezone, Kamis (15/9/2016).

Kamsol mengakui, meski berdasarkan neraca pendidikan 2015 yang menitikberatkan pada penganggaran pendidikan, daerah setempat sudah cukup bagus dalam indikator pencapaian kinerja. Namun, kelemahan masih pada angka anak putus sekolah tinggi di kawasan itu.

"Indikator capaian kinerja kedepannya harus berdasarkan investasi sumber daya manusia bukan difokuskan pada pengeluaran atau pembiayaannya," ujarnya.

Kamsol menegaskan, berdasarkan Angka Partisipasi Kasar (APK), menunjukkkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan meningkat tiga persen pada 2015 dengan intervensi pembangunan unit sekolah baru dan ruang kelas baru, sehingga penanganan terhadap angka partisipasi sekolah tertangani dengan baik.

Menurut dia, penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) juga menjangkau anak putus sekolah sehingga mendapat hak akses pendidikan sama. Hingga kini pihak Pemprov Riau masih dalam tahapan sinkronisasi data penerima KIP dengan satuan kerja terkait.

Disamping itu, Kamsol memaparkan tentang bahaya generasi putus sekolah dikhawatirkan berpotensi menjadi calon pelaku atau bersaing dengan bandar narkoba dan sejumlah perilaku merusak lainnya karena terbatasnya kesempatan bagi mereka untuk mendapatkan penghidupan yang layak.

"Masalah ini tidak bisa diabaikan begitu saja sehingga hal ini perlu menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Riau dan semua pihak terlibat untuk mengajak mereka kembali untuk sekolah di jalur formal dan informal. Cari mereka di terminal-terminal, di pasar-pasar," ucapnya.

Sebelumnya, Staf Ahli Bidang Hubungan Pusat dan Daerah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, James Mondouw saat berada di Pekanbaru pada akhir Agustus, mengatakan KIP merupakan solusi bagi anak putus sekolah untuk mengenyam pendidikan.

James memaparkan, Kemdikbud RI sedang melakukan verifikasi data KIP untuk anak putus sekolah sehingga terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. "Diperlukan sinkronisasi data dari kabupaten/kota mulai dari tingkat desa dan kelurahan agar mempermudah verifikasi terhadap anak-anak yang belum mendapat akses pendidikan," kata Budi Suyanto***(prc)