Pengamat: Ahok-Djarot Punya Kekuatan Menangi Pilgub DKI

Senin, 29 Agustus 2016

A Hok

PELITARIAU, Jakarta - Pengamat politik dari Charta Politik, Yunarto, mengatakan, duet petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat (Djarot) bila maju bersama, maka akan mempunyai kekuatan besar untuk memenangkan Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

Kinerja Ahok-Djarot selama ini menunjukkan tren yang positif karena masyarakat puas dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI yang fokus meningkatkan kesejateraan rakyat. Tidak hanya itu, kata Yunarto, banyak program Ahok-Djarot yang terus dijalankan pro rakyat seperti pembangunan rusun dan jaminan kesehatan yang disebut memuaskan.

"Elektabiltas keduanya dapat dijadikan modal untuk melanjutkan pembangunan DKI Jakarta lima tahun kedepan. Keduanya sangat ideal. Kita bisa lihat dari elektabilitas tingkat kepuasan masyarakat. Ini akan sangat berguna ketika bekerja dalam lima tahun kedepan lagi," kata Yunarto dikutip Beritsatu.com, Minggu (28/8).

Hal itu terlihat dari sejumlah survei yang menyatakan posisi Ahok masih menempati puncak sebagai Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta 2017. Posisi Ahok itu diraih tak lepas dari kinerja Ahok-Djarot yang dianggap memuaskan.

"Survei merupakan sumber kuantitatif. Jadi hasil survei, modal besar buat keduanya bisa mau bersama. Terlebih mereka bisa mempertanggung jawabkannya selama ini," kata dia.

Dalam menjalankan roda pemerintahan, lanjut Yunarto, selama ini keduanya saling melengkapi. Ahok dilihat sebagai pemimpin yang tegas, diimbangi dengan Djarot disebut punya sikap tenang.

"Keduanya, disebut sebagai pasangan seimbang dan saling melengkapi," tuturnya.

Sayangnya, kata Yunarto, hingga kini PDI Perjuangan (PDIP) sebagai partai politik (Parpol) yang membesarkan Djarot sebagai kadernya belum juga memutuskan akan mengusung Ahok-Djarot untuk Pilgub DKI 2017.

Padahal secara lisan, Ahok sudah menyatakan sangat ingin berpasangan kembali dengan Djarot. Bahkan keinginannya itu sudah disampaikan kepada Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

"Kalau nantinya PDIP tidak mau mengusung duet Ahok-Djarot, maka yang perlu dipertanyakan adalah sikap politik PDIP. Partai pendukung juga menyerahkan kepada Ahok keputusan soal wakilnya. Jadi tinggal tunggu PDIP saja," paparnya.

Yunarto menyatakan, bila Ahok tak jadi bersanding dengan Djarot, maka calon wakil gubernur yang mumpuni mendampinginya adalah Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI, Heru Budihartono.

"Nama Heru itu bisa menjadi salah satu nama yang dapat dipertimbangkan. Karena Heru adalah sosok yang mumpuni di bidang birokrat. Tapi tetap saja alangkah baiknya Ahok berpasangan dengan yang sudah punya pengalaman politik dan birokrat, yakni Djarot," terangnya.***(prc)