Mengapa di Usia 30 Tahun Masih Miskin, Ini 8 Alasannya

Ahad, 28 Agustus 2016

ilustrasi

PELITARIAU.com - Menjadi kaya adalah pilihan hidup, bukan kebetulan apalagi takdir. Cerita sukses orang-orang yang kaya sebelum menginjak umur 40 tahun membuktikan peribahasa tersebut benar belaka. Sebut saja nama pendiri Snapchat, Evan Spiegel, pendiri Facebook, Mark Zuckerberg atau pendiri Uber, Travis Kalanick.

Beberapa di antaranya sudah menggenggam uang triliunan bahkan sebelum memasuki usia 30 tahun. Tapi sebelum kita beranjak lebih jauh ada baiknya menyamakan persepsi mengenai kekayaan. Definisi kekayaan yang dimaksud di sini adalah kebebasan finansial.

Artinya, orang yang sudah merdeka secara finansial bisa menjalani hidup sesuai keinginan tanpa terhambat faktor keuangan. Nah, jika kita sudah sepakat mengenai apa itu kaya, sekarang pertanyaannya adalah: jika usia bukan lah syarat kemakmuran, lantas mengapa kamu yang sudah berada di usia 30 tahun belum merdeka secara finansial?

Tidak punya ambisi

Kamu belum makmur di usia 30 tahun karena kamu tidak punya ambisi. Pengertian ambisi di sini adalah merealisasikan tujuan yang luar biasa di dalam hidup seperti punya rumah kedua, apartemen, mobil, naik gaji atau menjalankan bisnis bernilai miliaran.

Jika kamu belum kaya di usia 30 tahun, jangan khawatir. Tidak ada istilah terlambat untuk menjadi kaya. Tetapkan mimpimu setinggi langit dan yakinkan diri bahwa tidak ada hal di dunia ini yang tidak dapat dilakukan.

Tidak punya rencana

Orang yang sangat berambisi namun tidak punya rencana tidak akan pernah mencapai ambisinya tersebut. Untuk itu, segera definisikan rencana hidupmu dari jangka pendek, menengah hingga jangka panjang. Jika rencanamu terlalu banyak, buatlah prioritas dan tuliskan rencana tersebut.

Perencanaan yang baik adalah langkah paling dasar menuju kekayaan. Sebab, seseorang yang gagal merencanakan sebenarnya sedang merencanakan kegagalan dalam hidupnya.

Tidak punya relasi

Relasi adalah hal penting dalam dunia bisnis. Sebuah bisnis tidak akan berkembang pesat jika hanya dikerjakan sendiri. Rumus serupa sebenarnya juga berlaku untuk dunia profesional.

Jika kamu seorang karyawan yang ingin punya lompatan karir dan gaji, kamu harus membangun relasi di komunitas profesional seluas- luasnya. Tidak perlu memilih apakah mereka bisa menguntungkan atau tidak. Pasti ada keuntungan yang kamu dapatkan suatu hari.

Berhenti melanjutkan sekolah

Pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup. Jika kamu menyia-nyiakan kesempatan untuk melanjutkan tingkat pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, artinya kamu melewatkan satu peluang untuk lepas dari kemiskinan.

Salah satu contoh nyata yang dapat kita saksikan adalah riwayat hidup Iwan Setyawan yang sempat ditulis dan diangkat ke layar lebar. Iwan adalah anak sopir angkot dari kota Batu, malang yang sukses menjadi seorang profesional di New York karena pendidikan.

Kecanduan belanja

Belanja adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi barang yang dibeli berharga mahal. Jika dilakukan sesuai kewajaran, belanja tidak membuat orang menjadi miskin. Namun, jika belanja sudah menjadi kebiasaan hingga seseorang bisa menguras isi dompet untuk membeli barang yang tidak terlalu penting, maka belanja bisa membahayakan kesehatan finansial.

Tidak punya dana darurat

Setidaknya seseorang harus memiliki dana sebanyak enam bulan pendapatan sebagai dana darurat. Dana ini berguna untuk melindungi kita dari risiko yang bisa saja terjadi seperti jatuh sakit, kehilangan pekerjaan atau saudara atau orang terdekat meninggal dunia.

Jika hal-hal ini terjadi sementara kamu tidak memiliki dana darurat, situasinya bisa jauh lebih buruk lagi. Kamu bisa terlilit utang atau menjual aset seperti kendaraan bahkan rumah.

Telat berinvestasi

Jika umur sudah 30 tahun namun belum merdeka secara finansial, mungkin masalahnya kamu telat berinvestasi. Ingat ya, investasi ini beda dengan tabungan meski sama-sama memiliki tujuan finansial. Investasi bisa ditanamkan dalam banyak instrumen mulai dari emas, reksadana, saham hingga properti.

Jika kamu sudah berinvestasi pastikan untuk menanamkan uang tidak hanya pada satu keranjang. Jangan ambil risiko dengan berjudi pada satu instrumen investasi.

Doyan foya foya dan berpesta

Meski seseorang lahir dalam keadaan kaya sekalipun, tidak tertutup kemungkinan untuk jatuh miskin apabila punya gaya hidup yang boros. Patricia Kluge mungkin contoh yang tepat untuk menggambarkannya.

Istri seorang miliuner Amerika Serikat bernama John Kluge ini pernah memiliki harta hingga USD100 juta. Meski akhirnya bercerai dengan sang suami, Patricia tetap hidup dalam kemewahan dan selalu menghamburkan uang. Kisah indah Patricia pun berakhir dengan hilangnya semua kekayaannya karena terlilit banyak utang. ***(prc/okezone)