Penerapan Full Day School Sulit Dilaksanakan di Daerah Pedalaman

Selasa, 16 Agustus 2016

Potret sekolah daerah pedalaman (int)

PELITARIAU, Jakarta – Masih banyaknya daerah pedalaman diwilayah Indonesia membuat pihak sekolah gusar terhadap program full day school. Seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Idham Khalid, mengatakan wacana program sekolah sehari penuh atau full day school untuk tingkat SD dan SMP akan sulit diterapkan di wilayah pedalaman.

"Kita perlu melihat kondisi sekolah di daerah terpencil masih banyak sarana yang belum memadai, jadi akan sulit diterapkan," ucap Idham, sebagaimana dimuat Antara, Senin (15/8/2016).

Idham menilai masih banyak gedung sekolah di wilayah Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang membutuhkan perbaikan dan penambahan ruang kelas. Selain itu, sumber daya guru juga perlu ditingkatkan.

"Sertifikasi guru juga nantinya diperlukan, akan ada syarat-syarat untuk guru di sekolah yang menerapkan sekolah sehari penuh, namun masih proses perencanaan dan menunggu instruksi dari Kemdikbud," sebutnya.

Idham menegaskan, wacana sekolah sehari penuh perlu memerhatikan sarana yang dapat diberikan sekolah kepada siswa. "Tidak mungkin diterapkan kalau sarananya saja masih kurang. Karena itu, kami (Dikpora Lombok Tengah) akan mengusulkan kepada Kemdikbud apa saja yang dibutuhkan dan masih menjadi kekurangan sekolah," ujarnya.

Idham menjelaskan, jika memang diterapkan, Dikpora akan berdiskusi lebih lanjut dengan pihak sekolah yang ada di Lombok Tengah.

"Saat ini di Lombok Tengah belum ada sekolah yang menerapkan sistem sekolah sehari penuh seperti beberapa sekolah di Depok dan Jakarta. Kami masih menunggu keputusan dari Kemdikbud. Kalau jadi diterapkan, kami akan berdiskusi dengan kepala sekolah, PGRI, dan perwakilan sekolah yang ada di Lombok Tengah," tukasnya.*** (prc)