Pemda Rohil Berdayakan Nelayan Dalam Budidaya Ikan

Jumat, 12 Agustus 2016

Bupati Rokan Hilir Suyatno melakukan panen raya ikan kerambah di Rohil

PELITARIAU.com - Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten Rokan hilir (Rohil) melakukan pembinaan maksimal terhadap nelayan di wilayah Rohil, pembinaan dikamsudkan bisa mengembangkan budidaya ikan dan peningkatan ekonomi nelayan.
 
Selama tahun 2015 lalau, sudah disalurkan bantuan 30 unit kapal untuk menangkap ikan kepada nelayan di perairan Rohil. Diantaranya bantuan tersebut adalah bout 1 GT dan Bout 2 GT, nelayan yang menerima di lokasi daerah pesisir Kecamatan Bangko, Sinaboi, Pasir Limaukapas, Kubu dan Kecamatan Kubu Babussalam. 
 
Tahun 2016 ini, Pemda Rohil kembali menyalurkan 20 unit bout 1 GT kepada nelayan Rohil. Selain alat bantu tangkap ikan yang disalurkan Pemda Rohil kepada nelayan berupa dispender sebanyak 100 unit, dispender itu gunanya untuk membantu nelayan bagai mana supaya bisa mendektesi keberadaan ikan. Selama ini nelayan Rohil masih melakukan penangkapan ikan dengan sistim manual.
 
Bupati Rohil Suyatno Amp sudah melakukan peninjau nelayan- nelayan di wilayah Rohil dan menyaksikan langsung keberhasilan masyarakat nelayan di Kepenghuluan Sungai Pinang, Kecamatan Pujud dalam budidaya ikan keramba. Keberhasilan itu akan terus dikembangkan, untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
 
Nelayan Rohil memang diakui Bupati Suyatno sudah kreatif dan rajin, setelah melihat langsung kelapangan, bibit ikan yang diberikan Pemda Rohil sudah berkembang, dan kalau terus dikembangkan, perekonomian masyarakat akan membaik. 
 
"Makanya kita bersama DPRD, dinas terkait akan programkan terus pemberdayaan nelayan, Rohil memiliki potensi besar budidaya ikan selain di laut juga terdapat budidaya ikan di danau, diaman danau juga mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan sebagai tempat budidaya ikan, disamping keramba, juga kedepan, akan kita jadikan semacam objek pariwisata,” ujar Suyatno. 
 
Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2015, tentang pemberdaya nelayan dan pembudidaya ikan. Dalam pemberdayaan kata Bupati Suyatno, adalah tugas pemerintah membantu, mememperhatikan nelayan yang tidak berdaya menjadi berdaya dan mandiri.
 
beberapa program pemberdayaan nelayan melalui kelompok tani adalah seperti menyerahkan jaring, bantuan alat tangkap ikan yang diberikan kepada nelayan ada jenis jaring sinagin dengan ukuran tiga inci, sedangkan jaring udang adalah melalui program pusat. Selanjutnya pemerintah juga memberikan semcam bantuan modal dalam bentuk uang yang dikirim langsung ke kerekening nelayan.
 
Potensi ikan di Rohil akan mampu menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), khusus budidaya ikan di danau akan dilakukan perhatian khusus, dengan menurunkan tim teknis untuk mendesain danau lokasi budidaya ikan tersebut sebagai pengembangan pariwisata. "Ada sebuah danau yang luar biasa, Tinggal kita kemas untuk di kembangkan lagi disisi pariwisatanya," ujar Suyatno. 
 
Bupati Suyatno menegaskan Pemkab Rohil berkomitmen membantu kelompok budidaya perikanan air tawar di Kecamatan Tanjung Medan, Pujud dan Tanah Putih serta daerah lain di Rohil yang memiliki potensi peningkatan ekonomi nelayan. Karena, "ada beberapa kecamatan yang memiliki potensi perikanan darat. Budidaya ini diyakininya bisa menambah perekonomian anggota kelompok nelayan, karena untuk pemasaran tidak ada kendala," jelas Suyatno.
 
Untuk itu, Suyatno berharap dukungan penuh masyarakat, bersama-sama membangun daerah Rohil, tanpa memandang suku asal daerah, selagi tinggal di wolayah Rohil memiliki tanggung jawab dalam memajukan daerah.
 
Salah satu bididaya ikan di Rohil yang sangat terkenal adalah ikan selais, dimana Dinas Perikanan dan Kelautan untuk terus mengembangkan budidaya ikan selais. "Saya sudah lihat sendiri, ikan selais bisa dibudidayakan, dan yang terkenal itu ikan selais dari Pujud," katanya.**
 
 
Proritaskan Budidaya Ikan Air Tawar
 
Dinas Perikanan Dan Kelautan (Diskalut) Kabupaten Rokan HIlir (Rohil), selama dua tahun terakhir, telah menerapkan sistem budidaya ikan air tawar. Program budidaya ikan dilakukan untuk membantu meningkatkan ekonomi nelayan dan kelompok budidaya ikan sebab selama ini belum maksimal dilakukan budidaya ikan oleh masyarakat Rohil.
 
Dengan perhatian khusus pemerintah daerah kepada kelompok budidaya ikan dan nelayan, beberapa daerah di Rohil berhasil dalam pengembangan budidaya ikan air tawar dan penerapan budidaya ikan air laut dan penambakan kerang, telah dilakukan oleh beberapa kelompok nelayan yang berada di Kabupaten Rohil.
 
Kepala Diskalut Rohil, M Amin, kepada pelitariau.com sesuai data mengatakan, kalau, dahulunya Pemda Rohil melalui Diskanlut hanya menerapkan pembasmi illegal fishing (Penangkapan ikan ilegal,red) dulu marak di perairan Rohil. Guna menertibkan para pelaku ilegal fising maka dilakukan pembinaan nelayan yang termasuk dalam ilegal fising.
 
"Kita ketahui, sekali turun beroperasi kelaut itu menghabiskan biaya sebanyak Rp 200 juta membasmi ilegal fising, kalau kita terapkan untuk sistem budidaya ikan berapa banyak masyarakat kita yang terbantu," kata Amin. 
 
Penerapan budidaya ikan, baik itu ikan air tawar, air laut bahkan penambakan kerang, yang sudah lakukan. Seperti di daerah kecamatan Bangko, Batu Hampar,Tanah Putih Tanjung Melawan, Pujud, Bangko Pusako, Kubu, Rimbo Melintang, Tanah Putih Sedinginan dan Pasir Limau Kapas.
 
Perhatian pemerintah daerah kepada nelayan, agar menghentikan ilegal fising dengan cara, Diskanlut telah membantu para nelayan berupa Kapal Boat, Fish Finder (alat diteksi ikan, cool box, sepeda motor, jaring, tempat penjemur ikan dan tempat pemanggang ikan.
 
Pemda Rohil, melakukan pembinaan nelayan melalui dana alokasi khusus APBD Kabupaten Rohil tahun 2015, Diskalut telah menyerahkan bantuan kapal beserta alat tangkap berupa jaring. Batuan kapal tersebut berjumlah sebanyak 38 unit, dimana 8 unit dengan kapasitas 3 GT dan 30 unit  berkapasitas 1 GT. "Bantuan tersebut diberikan kepada nelayan di Rohil, terutama bagi nelayan tradisional yang menggunakan sampan dayung," jelasnya. 
 
Plt Dinas Perikanan dan kelautan Rokan Hilir, M Amin mengatakan, bantuan kapal dan alat tangkap ikan sudah didistribusikan kepada nelayan Rohil. Bantuan tersebut diberikan kepada nelayan melalui pendataan yang ketat, sehingga bantuan tersebut bisa tepat sasaran.
 
"Adapun anggaran untuk 1 unit kapal 3 GT senilai Rp 79 juta rupiah dan untuk 1 GT senilai Rp 30 juta rupiah. Selain itu, Dinaskanlut Rohil juga menyerahkan batuan benih ikan kepada kelompok budidaya untuk meningkatkan benih ikan sejak tahun 2014," pungkas M Amin.
 
Pada tahun anggaran 2015 ini, Diskanlut Rohil juga menerima bantuan dari pusat berupa pembangunan pos pengawasan  perairan  laut  di Panipahan dan pos pengawasan perairan umum, yang saat ini sedang dalam tahap finising.
 
Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penyerahan 2 unit motor box gerakan pakan ikan mandiri, yang ditujukan kepada kelompok budi daya ikan air tawar di Kecamatan Bangko dan Kecamatan Sinaboi.
 
Dinas Perikanan dan Kelautan Rokan Hilir ke depannya terus berupaya, untuk menjadikan setiap kecamatan di Rokan Hilir memiliki desa percontohan budidaya ikan air tawar.
 
 
Dewan Dukung Peningkatan Program Perikanan
 
Dewan Perwakilanm Rakyat Daerah (DPRD) Rokan hilir (Rohil) secara maksimal mendukung program peningkatan sektor kelautan dan perinanan di wilayah Rohil. Seperti memberikan supor berupa bantuan alat tangkap dan budidaya ikan kepada nelayan.
 
Ribuan rumah tangga di wilayah pesisir Rohil seperti di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Sinaboi, Pekaitan, Kubu dan Bangko yang menyandarkan penghidupan sebagai nelayan namun tak sedikit yang kehidupannya masih belum sejahtera.
 
Sepeti yang disampaikan Anggota DPRD Rohil, Murkan Muhammad, Upaya Pemkab Rohil dalam memberikan perhatian untuk nelayan pesisir harus terus ditingkatkan, karena mayoritas kehidupan nelayan di Rohil terutama nelayan tradisional masih memprihatinkan dengan mencari ikan secara tradisonal. 
 
Pemerintah kata Markan, harus memiliki solusi yang terarah untuk membantu agar kehidupan kalangan nelayan tidak terus terjebak dengan kemiskinan. Apalagi fasilitas alat tangkap yang ada di wilayah pesisir masih serba minim yang mempengaruhi pendapatan nelayan dan berakibat buruk pada pola hidup dan cara pandang rumah tangga nelayan. 
 
"Kalau akses mereka masih terbatas akhirnya berimbas pada banyak hal mendapatkan informasi yang baik pula,” kata Murkan anggota dewan asal daerah Panipahan Pasir Limau Kapas ini.
 
Ia mengaku melihat bahkan bersinggungan langsung dengan kehidupan nelayan, pemerinta harus bisa turut campur bukan hanya semata-mata memberikan bantuan alat tangkap saja. "Program untuk masyarakat nelayan harus lebih diperhatikan, Rohil dikenal sebagai penghasil perikanan yang strategis," katanya. **Adv/Jar.