Jelang HUT Kemerdekaan RI ke-71, SD Marijinal di Pekanbaru Sudah Tinggal Cerita

Rabu, 10 Agustus 2016

Ruang kelas SD Marjinal di jalan Badak Pekanbaru

PELITARIAU, Pekanbaru - Memasuki Agustus 2016 menjelang peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71 , mengisahkan sisa cerita dari sebuah sekolah SD Marijinal di jalan Badak, Kecamatan Tenayan Raya, kota Pekanbaru. Sekarang ruang sekolah yang tanpa dinding dan harus mengalah kepada cuaca hujan untuk tidak belajar tidak ada lagi dan sudah tinggal cerita.

Saat ini sebanyak 80 siswa yang sebelumnya menimba ilmu di kelas yang tak berdinding dan berlantaikan tanah ini sudah pindah ke sekolah baru. Demikian dikatakan, Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, Abdul Jamal, Rabu, 10 Agustus 2016.

Ia membenarkan jika seluruh siswa sekolah marjinal di Jalan Badak Tenayan Raya Pekanbaru sudah dipindahkan ke sekolah baru.

"Mereka sudah masuk di sekolah negeri, tidak menumpang lagi. Kita sudah buatkan nomenklatur barunya, yakni SD Negeri 195,"katanya.

Siswa sudah menempati gedung baru yang berjarak sekitar 300 meter dari sekolah marjinal sejak tahun ajaran baru 13 Juli lalu. Pada tahun ajaran baru ini SD Negeri 195 juga menerima siswa baru sebanyak 20 siswa.

"Warga sekitar SD Negeri 195 sudah mendaftarkan anaknya ditahun ajaran baru kemarin, jumlah sekitar 20 anak,"sebutnya.

Sementara terkait nasib tenaga pengajar yang sebelumnya menjadi guru di sekolah marjinal saat ini mereka juga sudah berpindah tugas ke SD Negeri 195 Pekanbaru. Namun terkait permintaan para guru yang meminta diangkat menjadi Guru Tidak Tetap (GTT) Kota Pekanbaru, Jamal tidak akan bisa mengabulkanya. Dirinya beralasan tidak punya dasar hukum bagi pihaknya untuk mengakat guru honor provinsi menjadi GTT Kota.

"Sekarang mereka masih mengajar di sekolah kita, tapi kedepan kita belum tau, bisa saja nanti kita arahkan mereka untuk mengajar di sekolah marjinal yang ada didalam perkebunan sawit. Disana kan masih ada Pokjar 1 dan Pokjar binjai,"tutupnya. ***(al)