RSUD Tengku Rafi'an Siak, Bantah Suruh Pasien Pulang Setelah di USG

Rabu, 10 Agustus 2016

RSUD Tengku Rafi'an Kabupaten Siak

PELITARIAU, Siak – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siak Senin (08/08/2016) bantah suruh  pulang pasien yang mengandung anak pertama setelah diketahui meninggal dunia dalam kandungan sang ibu dari pasangan suami istri (Pasutri) Anton (30) dan Royani (23) warga benayah Kecamatan Pusako Kabupaten Siak.

 

 

Sebelumnya Direktur RSUD Ulfa Hanum didampingi Dokter Hendri Adi Kepada Pelitariau.com membenarkan kalo pasien atas nama Royani  adalah kliyen nya, dan juga sering memeriksakan kandungan di Klinik milik Dr Hendri Adi.  Dr Hendri juga telah melihak tanda-tanda dari pada tanggal 2 Agustus lalu, ia menyarankan kepada pihak keluarga agar melakukan Ultrasonograrfi (Usg).

 

 

 

“Sekitar Tanggal 2 sudah tanda-tanda dan pendarahan  kita meminta pasien untuk lakukan Usg, namun dari keluarga pasien menolaknya. Kemudian pada tanggal  6 kita Usg  di Klinik saya ternyata sudah meninggal. Saya tidak ada menyuruh pasien pulang, justru saya memberikan pilihan kepada sang pasien untuk di rujuk ke RS Kota Pekanbaru atau dilakukan di RS Tengku Rafi'an ini, tapi mereka menolaknya,”kata Hendri sembari menjelaskan.

 

Hendri juga menambahkan, jika janin dalam kandungan sudah meninggal tidak harus langsung di operasi, karena ada katagori Emergency dan Elektif. Jika memang Emergency berarti harus dilakukan operasi  karena kondisi ibu yang  memang melemah, namun apabila Elektif kita bisa menunggu untuk melahirkan secara normal,”terang Hendri.

 

"Untuk pasien saya atas nama Royani pagi ini kita lakukan operasi, setelah genset diuji terlebih dahulu jika memang tidak ada yang mati-mati selama dua jam ini, maka operasi akan kita lakukan,"ungkapnya.

 

 

 

Mengenai listrik Hendri menegaskan bahwa, dengan kondisi listrik yang sering mati sehingga menjadi kendala untuk melakukan operasi. Untuk itu pihaknya menyawa satu mesin Genset untuk mengoperasikan ruang bedah RS bertenaga 500 KVA. Untuk menambah tenaga mesin pembangkit listrik yang dimiliki RS dengan dengan kekuatan 500 KVA dan 100 KVA.

 

”karena kondisi listrik yang seperti ini sering mati, kita menyawa satu mesin Genset, selain itu kita juga sudah menyurati pihak PLN sebelum terjadinya pemadaman. Apapun alasannya agar jangan memadamkan listrik, jika terjadi pemadaman maka akan menjadi kendala untuk melakukan operasi terhadap pasien,” Tungkasnya.

 

Pada pemberitaan sebelumnya, Anton dan Royani warga Benayah Kecamatan Pusako Kabupaten Siak. Pasalnya, pasien yang mengandung anak pertama didalam kandungan anaknya diketahui meninggal dunia setelah dilakukan Ultrasonograrfi (Usg) di Rumah Sakit (RS) Tengku Rafian Siak pada Minggu (7/8).

Anton bersama Royani menerima dengan iklas atas kepergian sang buahati, namun Anton bersama keluarga tidak terima dengan pelayanan RS Tengku Rafian Siak berbagai alasan untuk tidak menangani pasien lebih lanjut, alasan kelasik yang membuatnya kecewa adalah mesin genset rumah sakit rusak.

Setelah melakukan Usg, Dokter Hendri yang melakukan pemriksaan terhadap pasien menyuruh pasien pulang dengan alasan mesin genset pambangkit listrik RS Tengku Rafian Siak masih dalam perbaikan sehingga tidak bisa melayani pasien lebih lanjut.

Tidak hanya itu saja, Dokter Hendri dikeluhkan pasien sempat mengatakan, kalau asien kondisinya masih kuat dan bisa menunggu esok hari untuk penanganan lebih lanjut kemudian disuruh bawa pulang, "Kemarin kita lakukan Usg ternyata bayinya sudah meninggal, mau dilakukan operasi, mesin pembangkit listrik masih dalam perbaikan, namun begitu kata dokter istri saya masih sehat dan kuat sehingga Dokter yang menanganinya menyuruh bawa pulang," kata Anton.****drs