Abdul Manan Raih Penghargaan Kalpataru Dari Kementerian

Jumat, 22 Juli 2016

Abdul Manan SE, Warga jalan Sentosa Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti

PELITARIAU, Meranti- Luar biasa, kalimat itu layak diucapkan kepada Abdul Manan SE, Warga jalan Sentosa Desa Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Berkat usahanya menjaga kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Meranti, dirinya akan dianugrahi penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup RI.

Penghargaan berupa sertifikat dan plakat yang merupakan Supremasi tertinggi dibidang pelestarian lingkungan hidup itu, rencananya akan diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya, pada malam puncak Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia yang jatuh pada tanggal 22 Juli 2016, bertempat di Pangung Siak Bermadah, Kabupaten Siak Sri Indrapura.

"Ya benar, salah seorang aktifis lingkungan hidup Meranti Abdul Manan mendapat penghargaan Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup, ini merupakan yang pertama kali diberikan pada orang Riau," ujar Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Meranti H Irmansyah didampingi Kabag Humas Sekdakab Meranti Ery Suhairi, Kamis (20/7).

Menurutnya Abdul Manan layak meraih penghargaan itu atas usahanya selama ini dalam menjaga kelestarian lingkungan khususnya lahan gambut di Kabupaten Meranti. Abdul Manan menurut Irmansyah adalah seorang aktifis lingkungan yang aktif menyelamatkan lingkungan lahan gambut yang berada didesanya Sungai Tohor dengan cara mendorong masyarakat melestarikan lahan gambut, dengan cara mempertahankannya dari kekeringan sehingga fungsi gambut yang cocok dengan tanaman sagu yang menjadi salah satu komoditas perkebunan Sagu masyarakat tetap lestari.

"Kita dari pemerintah juga ikut mengapresiasi usaha yang dilakukan Abdul Manan dalam mempertahankan kelestarian lahan Gambut dari kekeringan," ucapnya.

Bagi masyarakat kebanyakan, masalah penyelamatan lingkungan mungkin bukan sesuatu yang penting untuk dilakukan, tapi bukan begitu dengan Abdul Manan, warga Meranti yang disebut-sebut memiliki andil besar mendatangkan Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu, sejak tahun 2009 yang lalu, ia telah aktif mempertahankan lahan Gambut didesanya.

Usaha itu dilakukan secara individu maupun bersama-sama, tercatat sejak saat itu ia telah tergabung dalam organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), dan menjadi Kader Jaringan Masyarakat Gambut Riau.

Berbagai usaha telah dilakukananya mulai dari melakukan sosialisasi guna mendorong masyarakat untuk mempertahankan lahan Gambut agar tidak terjadi kekeringan, dengan membangun sekat kanal yang tepat, hingga melakukan penanaman Mangrove untuk menjaga bibir pantai dari hantaman Abrasi yang selama ini menjadi masalah dikawasan bibir pantai Meranti.

"Kami terus berupaya mempertahankan lahan Gambut dari kekeringan, karena aktifitas pembukaan lahan semena-mena dan pembuatan Kanalisasi yang tidak tepat, selain itu mendorong masyarakat untuk melestarikan Gambut dan melakukan penanaman Mangrove untuk mencegah terjadinya abrasi," ujarnya.

Abdul Manaf meyakini dengan menjaga kelestarian lingkungan sebagai kearifan lokal turut berimbas pada meningkatnya ekonomi masyarakat dari sektor pertanian dan perkebunan, karena kesuburan tanah akan terjaga dan hasil perkebunan masyarakat meningkat.

"Jika ingin meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya yang mengantungian hidup dari pertanian dan perkebunan tidak ada cara lain selain menjaga kearifan lokal, jika itu diabaikan maka akan munculah kemiskinan," paparnya.

Dirinyapun berharap, Pemerintah dan masyarakat komit menjaga lingkungan dan kearifan lokal di Kabupaten Meranti. "Antara Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama menjaga kearifan lokal, tidak akan ada daerah yang miskin jika masyarakatnya menjaga kearifan lokal tapi jika itu diabaikan maka bukan tidak mungkin kemiskinan akan meningkat," ujarnya mengakhiri.***