Pengabdian Pak Tatung Untuk Anak Suku Talang Mamak

Selasa, 31 Mei 2016

Syafarudin alias Pak Tatung, sedang mengajar dari rumah kerumah

PELITARIAU, Rengat - Syafarudin alias pak Tatung (53) yang sudah mengabdikan dirinya sebagai pengajar anak suku Talang Mamak sekitar 15 tahun, menjadi perhatian Anis Baswedan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia. Betapa tidak, warga Desa Rantau Langsat Kecamatang Batang Gansal Ini rela meninggalkan anak istri untuk mengajar warga.

 

Tidak hanya itu, ketika pengajar yang juga anak keturunan Talang Mamak ini, untuk mencapai lokasi sekolahnya butuh waktu satu hari satu malam. Karena lokasi sekolah di Dusun Sadan daerah itu hanya ada akses jalur sungai.

 

Hal itu pula yang menjadi dasar bagi Mendikbud untuk memberikan memberikan penghargaan kepada guru yang tidak tamak sekolah dasar (SD) itu. “Penghargaan itu yang diberikan Mendikbud atas jasa pak Tatung yang telah ikut serta mencerdaskan anak bangsa di daerah sulit dan terpencil,” ujar Kadisdik Inhu H Ujang Sudrajat SP Msi kepada Pelitariau.com melalui Kabid Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Abdurrahman Spd, Selasa (31/5).

 

Menurut Abdurrahman, penyerahan penghargaan itu diberikan Mendikbud kepada pak Tatung di Jakarta pada minggu (29/5) kemarin. “Saya hanya sebagai pendamping,” ungkapnya.

 

Memang sebutnya, pak Tatung tercatat sebagai guru di daerah itu sejak beberapa waktu lalu. Akibat tidak memiliki ijazah, pihaknya juga kesulitan untuk mengangkatnya sebagai guru bantu. Sehingga, Pemkab Inhu hanya dapat memberikan uang transportasi. “Kedepan, tetap akan diupayakan dan dicarikan solusinya,” sebutnya.

 

Sementara itu, pak Tatung ketika dikonfirmasi membenarkan akan berangkat ke Jakarta untuk menerima penghargaan dari Mendikbud. “Saya tidak tau prosesnya hingga bisa menerima penghargaan ini,” sebutnya.

 

Pak Tatung menceritakan awal mula mengajar anak suku Talang Mamak yang jauh ketinggalan. Hal itu dilihatnya sendiri, ketika warga suku Talang Mamak saat berbelanja dipasar. Sehingga pada tahun 2001, yang dia awali dengan mengajar dari rumah kerumah.

 

Namun, saat ini sudah ada sekolah dinding papan berlantaikan tanah, tempatnya mengajar anak suku Talang Mamak. “Harapan saya hanya satu, ketika proses belajar ini sudah saya mulai. Hendaknya ada pemerintah dibelakangnya,” jelasnya.*Sry