Rincian Kegiatan Kepala BRG Dalam Aksi Restorasi Gambut Di Sungai Tohor

Jumat, 15 April 2016

Saat mencicipi makan khas Kabupaten Kepulauan Meranti

PELITARIAU, Meranti- Secara rinci, dalam kegiatan Aksi Restorasi Gambut juga dikemas dengan kegiatan penandatanganan Komitmen Bersama Aksi Restorasi Gambut oleh Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) RI Nazir Fuad dan Plt Gubernur Riau (Gubri) Arsyadjuliandi Rachman.

 
Serta, pembacaan Deklarasi berdirinya Laboratorium Internasional Restorasi Gambut Tropis Kabupat Kepulauan Meranti, dan penyerahan secara Simbolis dimulainya Program Restorasi Gambut Melalui Eksperimen Restorasi Gambut Membangun Model Etalase oleh Kepala BRG RI kepada Kepala Desa Sungai Tohor Efendi.
 
Selain itu Ka BRG RI Nazir Fuad juga melakukan penyerahan pembangunan 20 sekat kanal, peletakan batu pertama pembangunan Tugu Jokowi, peninjauan Bangsal Sagu, meninjau Kebun Sagu rakyat, serta melakukan penanaman bibit Sagu dan Pohon Hutan Rawa secara simbolis dalam upaya pelestarian.
 
Pada kesempatan itu juga, Ka BRG RI dan rombongan juga membuka dialog dengan masyarakat setempat dengan tema pulihkan gambut negeri untuk mendengarkan langsung berbagai masalah lahan Gambut yang dihadapi Kabupaten Kepulauan Meranti. 
 
Adapun yang menjadi aspirasi masyarakat seperti diutarakan Camat Rangsang Mulyadi yang meminta bantuan dana APBD Riau dan APBN untuk memecah ombak untuk mengantisipasi abrasi, minimal 500 M pertahun. 
 
Selain itu juga, dalam pembangunan sekat kanal, aktifis lingkungan Abdul Manan meminta BRG mengharamkan tanaman sawit dan akasia dilahan gambut yang dinilai penyebab bencana asap, pembinaan pengelolaan sagu dan lainnya.
 
Sekedar informasi adapun Objek Gambut yang akan direstorasi diwilayah Sungai Tohor Kecamatan Tebing Tinggi Timur seluas 10300 Ha, untuk tahap awal restorasi, dilokasi tersebut akan dilakukan pembibitan anak pohon kayu alam lokal dan Sagu, membangun Skat Kanal.
 
Sementara Aras Mulyadi dari pihak akademisi menegaskan, lahan gambut harus terus dilestarikan karena dapat menyimpan air, kaya aneka ragam hayati, pengetahuan dan kearifan lokal, sumber penghidupan masyarakat. Kebakaran hutan adalah akibat pemanfaatan rawa gambut yang tidak bertanggung jawab, dan UNRI bertanggung jawab membantu mengkaji untuk mencari solusi terbaik penggunaan ekosistm rawa gambut. 
 
"Universitas akan bersungguh-sungguh melakukan pengkajian dan menjadikan wilayah Meranti sebagai Center Of Exelent," terangnya.***