Matirasa Anus Buatan Dipinggang Yudi, Bisakah Yudi Melanjutkan Sekolah SMA?

Kamis, 07 April 2016

Ijazah paket B setera dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun 2015 milik Yudi

PELITARIAU, Rengat - Meskipun lahir cacat tanpa anus, Yudi Haryanto (17) anak laki laki dari pasangan bapak Hendri Duncan dan ibu Nur'aini  warga desa Bongkal Malang Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri hulu (Inhu), masih tetap semangat ingin kembali bersekolah.

Untuk melakukan oprasi pembuatan lobang anus, keluarga orang tua Yudi tidak memiliki biaya lebih. Agar Yudi sehat normal seperti anak kebanyakan perlu dilakukan operasi lanjutan pembuatan anus baru sebab, selang pembuang kotoran yang di pasang di pinggangnya sudah bocor sehingga kotoran keluar tanpa terasa olehnya.

Ditemui pelitariau.com Kamis (7/4/2016), Yudi mengatakan bahwa dirinya baru lulus sekolah paket B setera dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) pada tahun 2015 lalu, dan ia ingin melanjutkan sekolah kejenjang yang lebih tinggi.

Tak banyak yang bisa di buat Yudi, dengan anus buatan saat ini dia mengaku mati rasa pada organ vital anus buatan di pinggangnya itu, diapun tidak bisa mengendalikan ketika ingin buang kotoran, itulah alasan mengapa Yudi enggan ikut bersekolah seperti teman-teman sebayanya.

"Yudi ingin sekali sekolah om, tetapi tunggu sampai lubang selang kotorannya nggak bocor lagi. Yudi malu, meskipun sudah sumbat dan diikat pakai kain, tetap saja basah, kotoranya mengalir keluar," tutur Yudi sembari menunjukkan Ijazah paket B nya.

Sampai saat berita ini diterbitkan, pihak tekait maupun dinas kesehatan dan dinas  sosial, belum dapat dikonfirmasi mengenai hal ini. Walaupun ada perobatan sistim iuran yang dibuat pemeritah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tidak diketahui mengapa program BPJS itu enggan digunakan keluarga Yudi ini.*sry.