FPI Bersama PP, KNPI Pelalawan Tertibkan Punk Rock

Rabu, 24 September 2014

FPI Saat Tertibkan Komunitas Punk Rock Kerinci

PELITARIAU, Kerinci- Front Pembela Islam (FPI) bersama Pemuda Pancasila (PP) dan KNPI Pelalawan melaksanakan penertiban simpatik terhadap komunitas Punk Rock. Komunitas ini  biasa mangkalan di perempatan traffic light Jalan Maharaja Indra (Jalan Lintas Timur,red) Pangkalan Kerinci.

 

Penertiban simpatik komunitas punk ini dimulai sekitar pukul 16.30 WIB, Selasa (23/9) sore. Aksi yang melibatkan lebih kurang 50 anggota FPI ditambah Pemuda Pancasila dan KNPI berakhir menjelang magrib pukul 16.00 WIB.

 

Selama berlangsung satu jam setengah sebanyak 10 anak berhasil dijaring. 8 laki-laki dan 2 diantaranya wanita. Kendati terjaring, namun komunitas ini hanya diberikan nasihat dan peringatkan agar tidak kembali lagi.

Ketua DPW FPI Pelalawan Habib H Syaugi Shahab yang hadir pada sore itu menjelaskan bahwa FPI sudah berkali-kali mendapatkan pengaduan tentang keresahan masyarakat mengenai kehadiran komunitas Punk rock ini.. Kegiatan komunitas ini diantaranya,  mengamen dan minta-minta dan tidak jarang di iringi dengan intimidasi, menakuti atau membuat orang terutama pengguna jalan takut.

"Bahkan beberapa kali menyebabkan terjadinya kecelakaan pengendara sepeda motor karena aksi komunitas Punk rock ini yang menganggu kelancaran lalu lintas. Terlebih prilaku, gaya berpakaian dan penampilan mereka yg tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia dan bumi Melayu Pelalawan yang identik dengan Islam pada khususnya yang akan berdampak sangat buruk terhadap generasi muda mendatang," paparnya.

Dan sudah terbukti, sambungnya, saat ini gaya pakaian mereka sudah mulai diikuti oleh kalangan pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Pelalawan.  Aksi ini sebetulnya merupakan bentuk kepedulian FPI beserta seluruh element masyarakat dan organisasi-organisasi yang peduli terhadap kondisi umat khususnya generasi muda di daerah ini.

"Kami prihatin dengan kehadiran komunitas ini yang notabenenya mereka masih anak-anak muda dan remaja. Secara individu kami tidak ada masalah dengan mereka, bahkan mereka adalah anak-anak kita yang wajib kita tolong dan bina. Sedih dan kasihan kita, tetapi gaya Punk rock mereka yang ditentang oleh FPI dan segenap elamen masyarakat," tegasnya.

Ketua FPI Pelalawan berandai, jika mengamen di lampu merah dan tempat lain, tetapi lakukan dengan gaya yang sopan dan prilaku yang santun serta  tidak mengganggu lalulintas. "Bahkan FPI membuka diri untuk memberikan bantuan silahkan adik-adik ini semua mendatangi markas FPI untuk mendapatkan pakaian yang sopan dan layak, termasuk perempuan menggunakan jilbab. Kami akan membantu," katanya.

Pada kesempatan itu ditegaskan juga FPI menolak kehadiran komunitas ini di Kabupaten Pelalawan. "Tolong disampaikan kepada komunitas lain yang ada di Pangkalan Kerinci yang tidak hadir pada saat ini kami elemen masyarakat menolak kehadiran komunitas punk rock," tegasnya.

Habib menyebutkan, sebelumnya sudah diadakan koordinasi dengan aparat kepolisian , FPI sediri sudah melayangkan surat kepada aparat kepolisian yang diteruskan langsung ke Bupati, DPRD dan Dinas Sosial setempat.  Polres Pelalawan berjanji akan menertibkan komunitas Punk rock ini hari Senin (22/9) hanya saja tidak tepat dilaksanakan mungkin karena pihak kepolisian menganggap masih banyak yang lebih penting dari ini yang harus diprioritaskan.


"Makanya FPI bersama Pemuda Pancasila dan KNPI dan eleman masyarakat melakukan penertiban simpatik terhadap komunitas punk rock ini," katanya sambil berharap kepala daerah dan khususnya Satker terkait segera melakukan aksi peduli untuk memberikan pembinaan dan rehabilitasi terhadap komunitas ini.

Bersama sejumlah ormas dan OKP lain, FPI juga akan membuat spanduk bersama untuk menolak kehadiran anak Punk di wilayah Pangkalan kerinci  terkhusus,dan Kabupaten Pelalawan umumnya. Tampak hadir dalam. damai ini adalah wali Laskar FPI Abdul Rahmat ( Pak Mandra), Dedy Aswandy dan coordinator Lapangan Abdulrozi dana, Ketua KNPI Rusdianto dan lainnya. Namun sayang, sampai sore Rabu (24/9) sejumlah anak yang diduga berasal dari komunitas lain masih mangkal di traffic light yang berada di simpang Langgam, Pangkalan Kerinci tersebut. (kor. htl)
 

Editorial: Rio Ahmad