Cucu Dan Cicit Dr RM Pratomo Dari Belanda Berkunjung Di RSUD Dr Pratomo Bagansiapiapi

Selasa, 22 Maret 2016

Cucu dan Cicit Dr RM Pratomo terlihat sedang berbincang dengan Bupati Rohil H Suyatno

PELITARIAU,ROHIL- Cucu tertua dan dua Cicit dr RM Pratomo berkunjung ke Bagansiapiapi,Kecamatan bangko Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Kehadirannya mereka, untuk melihat langsung kondisi RSUD RM Pratomo Bagansiapiapi didirikan kakeknya tahun 1920 yang silam, selasa (22/3).

 

Pantauan Pelitariau.com mengatakan, kedatangan cucu dan cicit dr RM Pratomo, untuk melihat rumah sakit yang didirikan kakeknya Dr RM Pratomo itu, disambut baik oleh Bupati Rohil Suyatno dan di dampingi Plt Sekda Drs. H Surya Arfan, Kadis Kesehatan, dr Junaidi Saleh, Kepala RSUD RM Pratomo dr Tribuana Tungga Dewi, sejarawan serta kalangan medis lainnya.

 

Bupati Rohil H Suyatno menyatakan, pemerintah kabupaten Rohil menyambut baik kedatangan keluarga besar dr RM Pratomo dari Belanda, untuk melihat sejarah saat tahun 1920, dr RM Pratomo mendirikan rumah sakit di Bagansiapiapi.

 

“Sampai hari ini, tapak rumah sakit itu masih berada pada posisi semula yang kita berdiri sekarang ini. Tentunya, ini penghargaan yang luar biasa saya pikir, bagi pemerintah daerah, menyampaikan apresiasilah, kepada seluruh keluarga besar RM Pratomo, yang jauh-jauh datang melihat sejarah, yang datang hari ini adalah cucu dari pada Bapak dr RM Pratomo,” Ucap Bupati Rohil.

 

Lanjut Suyatno juga mengetahui kalau anak pertama dr RM Pratomo masih hidup, umurnya 102 tahun, menetap dinegeri Belanda. “Yang datang hari ini cucu dan cicit. Berarti mereka punya kenangan sejarah yang tidak bisa dilupakan begitu juga masyarakat Rokan Hilir,”Terang Suyatno.

 

Atas nama Pemkab Rohil, Suyatno mengapresiasi jasa-jasa dr RM Pratomo, pada zaman Belanda sudah memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat. “Tapi itulah sebuah niat yang baik bagi almarhum ya, dia mendirikan rumah sakit disini, untuk membantu masyarakat disini, dalam meningkatkan derajat kesehatan dinegeri kita ini, sampai sekarang Alhamdulillah sudah berdiri kokoh,” tambah Suyatno.

 

Pemkab Rohil menurut Suyatno tetap mempertahankan nama rumah sakit didaerah itu dr RM Pratomo, sudah diperdakan dan tak pernah dirubah lagi.

 

“Masih banyak peninggalan-peninggalan beliau, seperti tadi bangunan-bangunan lama, sama-sama menyaksikan, inilah bentuk pengabdian daripada kakek mereka pada saat itu, sampai sekarang, ditahun 2016 masih ada berdiri kokoh yang pada saat itu beliau dirikan. Bayangkan aja, ratusan tahun,” kata Suyatno kagum.

 

Sementara itu, curu dr RM Pratomo yang berkunjung ke Bagansiapiapi, Elyuna Pratomo ketika ditanya perasaanya setelah melihat peninggalan kakeknya dengan pasih menggunakan bahasa Indonesia merasa senang, campur terharu.

 

“Agak apa ya, senang, campur terharu, bangga, nangis ya, terharu sekali dan bangga sekali. Kakek, pada saat itu sudah memikirkan rakyat Indonesia yang tertindas, karena rumah sakit disini didirikan khusus untuk penduduk setempat, bukan buat orang Belanda. Orang Belanda waktu itu kalau sakit pergi ke Medan,” katanya blak-blakan.

 

Dikisahkan Elyuna, pernah didengarnya kejadian, anak konselir (pejabat, red) Belanda patah kaki, sebenarnya bisa diobati di rumah sakit di Bagansiapiapi, tapi dr Pratomo diperintahkan untuk mengawal anaknya pergi ke Medan untuk mendapatkan perawatan medis.

 

“Dr Pratomo dengan..harus pergi ke Medan meninggalkan pasien-pasiennya, bayangkan, pergi ke Medan zaman dulu, berapa lama saya tak tahu perjalanan, terus dibawa pulang cuma untuk di gif, pulang lagi ke Bagan, itu yang pernah saya dengar cerita, pengalaman-pengalaman begitu, Belanda itu harus menindas, kalau ada, mereka tidak mau rumah sakit ini rumah sakit inlander,” bebernya.

 

Elyuna berharap, RSUD RM Pratomo dipertahankan, kalau mungkin lebih berkembang. “Yang penting kita melayani masyarakat setempat,” harapnya.

 

Dia mengaku datang ke Bagansiapiapi dari Belanda cuma sebagai turis, rupanya bertemu Bupati Suyatno dan sejumlah pejabat lainnya serta penduduk. “Karena sejarah, cerita dari ayah saya, kan ayah saya lahir disini, semua anak dr Pratomo kan empat orang lahir disini,” katanya.

 

Bahkan salah satu anak dr RM Pratomo masih hidup, berusia 102 tahun tinggal di Belanda. keempat anak dr Pratomo dirincinya, Jayan Pratomo, Ganda Pratomo, Suyatnilah Pratomo, Suprati Pratomo. Dirinya merupakan anak dari Ganda Pratomo dan merupakan cucu tertua.***Jr