Kementan Tidak Bertanggung Jawab Melonjaknya Harga Bawang Merah dan Cabai

Senin, 14 Maret 2016

dok

PELITARIAU, Jakarta -Pada pekan kedua Maret, harga bawang merah dan cabai mengalami lonjakan tajam. Harga cabai jenis keriting dan merah besar di beberapa pasar dibanderol Rp 60.000/kg, cabai rawit merah Rp 70.000/kg. Sementara untuk bawang merah dijual Rp 45.000/kg.

Sebagai perbandingan, harga pada Februari lalu cabai rawit masih dibanderol seharga Rp 26.000/kg di eceran dan Rp 13.000/kg di pasar induk, cabai merah besar dan keriting Rp 43.000/kg di eceran dan Rp 36.000/kg di pasar induk, dan bawang merah Rp 26.000/kg di eceran dan Rp 17.000/kg di pasar induk.

Sekretaris Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Yazid Taufik mengungkapkan, gejolak harga dua komoditas pangan ini bukan merupakan tanggung jawab kementeriannya. Gejolak harga di tingkat pedagang dianggap bukan kewenangan Kementan.

"Kementan pada posisi tanggung jawab peningkatan produksi. Termasuk meningkatkan kapabilitas petani supaya petani punya kelembagaan yang kuat dalam bentuk kelompok tani. Nggak mungkin dong petani sawahnya hanya 0,3 hektar jual langsung ke Jakarta, makanya kita kuatkan di produksi dan kelembagaan," katanya ditemui di Pasar Minggu, Jakarta, Minggu (13/3/2016) sebagaimana dikutip detikcom.

Yazid menyebutkan, jika sudah berada di luar produksi, seperti menyangkut biaya mahalnya ongkos logistik juga merupakan tanggung jawab banyak kementerian.

"Kalau perdagangan yah ada Kementerian Perdagangan. Transportasi angkutannya di Kementerian Perhubungan, jalannya rusak itu tanggung jawabnya Kementerian PUPR. Kayak macet di Brebes sampai saat ini juga bikin bawang mahal kan masalah tata niaga juga itu, masa kita yang benerin. Bukan salah (tata niaga), tapi perlu pembenahan," jelasnya.

Selain arus logistik yang buruk, Yazid menilai, fluktuasi harga juga tak lepas karena permainan harga di tingkat pedagang, dari tengkulak, pedagang besar di petani, hingga pedagang eceran.

"Masalah pangan kan yah kan menyangkut banyak orang. Jangan terlalu liberal lah, tetapkan yang wajar, masa Gerhana Matahari saja dijadikan momen naikkan harga. Yang terjadi sekarang bukan suplai kurang, produksi cukup," tutupnya.**