Stabilkan Harga Bulog Bakal Serap Semua Beras dan Gabah Petani

Jumat, 04 Maret 2016

ilustrasi

PELITARIAU, Madiun - Rapat Koordinasi Menteri Pertanian dengan 11 Bupati/Walikota di Madiun, diakhiri dengan penandatanganan kesepakatan, bahwa Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) akan membeli semua beras dan gabah petani yang dibawah harga pembelian pemerintah (HPP).

Langkah ini untuk menstabilkan harga gabah saat musim panen, serta menghilangkan peran tengkulak yang bisa memainkan harga gabah Penandatanganan itu, menurut Menteri pertanian Andi Amran Sulaiman, adalah sejarah baru, khususnya dalam serapan gabah maupun beras.

"Dalam dua minggu ini, banyak keluhan harga gabah jatuh saat musim panen, dan biasanyanya jatuh di bawah HPP. Hari ini, disepakati dengan ditandantangani, bahwa Bulog akan membeli beras maupun gabah. Selama ini, Bulog hanya terbiasa membeli beras saja dari petani," ujar Amran, Kamis 3 Februari 2016, di Makorem 081 Dhirotsaha Jaya Madiun, Jawa Timur, sebagaimana dikutip viva.co.id.
 
Gabah yang dibeli Bulog, kata Menteri, akan dibayar tidak lebih dari 24 jam. Karena itu dibutuhkan peran aktif pemerintah daerah untuk dapat merealisasikan kesepakatan ini.
 
"Untuk ini, kita memang harus bergerak cepat. Masalah seperti ini menjadi masalah dalam puluhan tahun. Oleh karenanya dibantu oleh Bupati dan Dandim, Bulog akan bergerak cepat, untuk menyerap beras dan gabah petani," tambahnya.
 
Amran Sulaiman menegaskan, bahwa gabah yang dibeli oleh Bulog adalah gabah yang berada di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Saat ini HPP gabah kering panen senilai Rp3.700 per kg. Tergetnya, Bulog bisa membeli gabah sebanyak 1 juta ton dari petani Jawa Timur.
 
"Dalam dua bulan saja, produksi gabah di Jatim mencapai empat juta ton. Harapannya satu juta ton bisa diserap oleh Bulog. Begitu juga untuk Jawa Tengah, bisa terserap oleh Bulog satu juta ton," ungkapnya.
 
Sementara itu, Wahyu, Direktur Pengadaan Perum Bulog, menegaskan siap membeli gabah dan beras petani. Namun, Bulog memerluka waktu untuk pencairan anggaran yang akan digunakan.
 
"Bukan tidak mampu beli, tetapi ada rentang waktu antara pencairan uang hingga sampai di tangan Satuan Kerja Pengadaan yang telah kita bentuk," ujar Wahyu.
 
Untuk menyerap gabah dan beras petani, menurut Wahyu, Bulog akan menyewa gudang, pengering dan penggiling padi milik pemerintah daerah atau milik petani, yang berada di desa-desa. Ini, untuk mempercepat proses perpindahan gabah dan beras dari petani ke tangan Bulog.
 
"Sistem persewaan bisa dengan waktu, perminggu, perbulan atau perkilogram, kami siap membicarakan. Ini yang pertama di Indonesia, namun berlaku juga untuk seluruh Indonesia," ujar Amran.**