Ketua Komisi III DPR RI Apresiasi OTT KPK

Ahad, 14 Februari 2016

Bambang Soesatyo

PELITARIAU, Jakarta - Komisi III DPR RI menyatakan rasa prihatin dengan kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan Kasubdit Kasasi Perdata dan Tata Laksana Perkara MA. Tetapi di sisi lain juga harus mengapresiasi KPK yang tetap sigap sehingga operasi tangkap tangan (OTT) itu membuahkan hasil.

"Hasil OTT KPK terbaru itu diharapkan semakin menumbuhkan efek jera, baik bagi pelaku maupun oknum PNS penerima gratifikasi. Sebaliknya, hasil OTT KPK itu juga memaksa Mahkamah Agung untuk lebih fokus dan konsisten melakukan pembenahan internal," kata Bambang Soesatyo, Ketua Komisi III DPR, Minggu (14/2) sebagaimana dilansir Beritasatu.com

Seperti diketahui, jelang Jumat (12/2) tengah malam pekan lalu, KPK mengamankan sejumlah orang di kawasan Gading Serpong. Tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka, termasuk Kasubdit Kasasi Perdata dan Tata Laksana Perkara MA dan seorang pengusaha yang terlibat dalam kasus korupsi pembangunan dermaga Labuhan Haji di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Merespons hasil OTT KPK itu, Bambang menilai, Pimpinan MA perlu melakukan penyelidikan internal untuk mengetahui kemungkinan oknum MA lainnya terlibat dalam kasus dugaan gratifikasi itu. Sebab, hasil OTT KPK itu memperlihatkan jumlah uang suap yang cukup besar.

KPK mengamankan uang suap Rp 400 juta dan uang lainnya dalam satu koper terpisah yang jumlahnya belum diketahui. Dari besaran jumlahnya, uang suap itu diperkirakan bukan untuk jatah satu orang, melainkan beberapa orang. Jumlah itu disediakan untuk jasa atau biaya menunda salinan putusan kasasi MA.

Bambang juga menilai, kasus dugaan gratifikasi yang melibatkan oknum pegawai MA itu semakin mempersulit upaya memperbaiki citra lembaga peradilan. "Sebab, hasil OTT KPK itu membuktikan bahwa praktik jual beli perkara masih marak," imbuh Bambang Soesatyo.**