Kiat Titi Nurhayati, dari Buruh menjadi Pengusaha Sukses

Senin, 08 Februari 2016

Titi Nurhayati, pengusaha produksi boneka

PELITARIAU, Jakarta - Titi Nurhayati tidak pernah membayangkan bisnis bonekanya bisa sebesar saat ini.

Usaha boneka lucu yang diberinya nama Zhovy Toys kini sudah merambah berbagai kota di Indonesia.

Bahkan Titi pernah memamerkan koleksinya hingga ke Negeri Jiran Malaysia.

Titi menceritakan, sebelum memulai bisnis, ia bekerja sebagai pegawai di sebuah pabrik boneka milik investor asal Korea Selatan, tepatnya pada tahun 1995.

Lima tahun kemudian, Titi memutuskan untuk keluar dan mendirikan bisnis boneka miliknya sendiri.

Titi tidak ingin selamanya menjadi pegawai. Ia ingin mandiri sekaligus membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain.

"Saya sebenarnya mulai usaha sendiri tahun 2000, tapi bisnisnya baru benar-benar jalan sejak 2002," kata Titi ketika berbincang dengan Kompas.com, Senin (8/2/2016) di Jakarta.

Awalnya, Titi memasarkan boneka produksinya secara door to door dan di pasar tak jauh dari tempat tinggalnya.

Kini, produk boneka seperti boneka beruang Teddy Bear dan boneka satwa kreasi Titi sudah dipasarkan di Jabodetabek, bahkan hingga ke Batam dan Pontianak.

Titi saat ini mempekerjakan sekitar 15 orang karyawan yang tak lain adalah rekan-rekannya di pabrik boneka tempat bekerjanya dulu.

Menurut Titi, salah satu kesulitan menjalankan bisnis boneka adalah kurangnya tenaga terampil untuk menciptakan boneka.

"Membuat boneka itu berbeda dengan menjahit baju. Harus sangat teliti. Makanya sulit mencari tenaga ahlinya," ujar Titi.

Harga boneka yang dijual oleh Titi beragam, tergantung ukuran boneka.

Harga Rp 15.000 dipatok untuk boneka berukuran kecil, hingga Rp 200.000 untuk boneka yang besar.

Menjalani bisnis hingga saat ini, Titi mengaku tidak terlepas dari bantuan pembiayaan dari perbankan.

Sejak tahun 2007 hingga sekarang, Titi adalah nasabah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Awalnya, ia mengambil fasilitas kredit mikro Rp 5 juta. Saat ini ia menerima fasilitas pembiayaan Rp 150 juta.

Menjadi nasabah perbankan diakui Titi memberinya berbagai macam manfaat.

Selain memperoleh pembiayaan, Titi juga memperoleh beragam pelatihan hingga kesempatan untuk mengikuti pameran produk UMKM di berbagai tempat.

"Saya juga pernah diikutsertakan pameran di Malaysia. Sempat ada yang mau memesan, berminat dengan produk saya, tapi kapasitas produksi saya belum bisa memenuhi. Jadi saya sampai sekarang belum bisa ekspor," jelas Titi.

Titi menjelaskan, ia kini menargetkan untuk dapat memasarkan produknya hingga ke luar negeri.

Selain itu, ia pun ingin bisnis yang digelutinya saat ini dapat terus berlangsung dan berkembang.**