Sebulan Dua Kali Jembatan Putus. Kades STB Minta Diperhatikan

Kamis, 18 September 2014

Kerusakan jembatan

PELITARIAU, Selatpanjang- - Kondisi jembatan penghubung antara Desa Sungaitohor Barat (STB) dengan Desa Sungaitohor yang menjadi ibukota Kecamatan Tebingtinggi Timur (3T) masih memprihatinkan. Dalam sebulan, jembatan itu sudah putus dua kali, sehingga menghambat mobilisasi masyarakat.

Kepala Desa Sungaitohor Barat, Nurdiansor, Kamis (18/9), mengungkapkan kerusakan pertama dalam bulan ini terjadi pada hari Rabu 3 September 2014 atau dua minggu yang lalu. Kerusakan ke dua kalinya terjadi pada hari Kamis (18/9) ini.

Dilihat dari kondisinya, Kepala Desa menduga putusnya jembatan terjadi karena kesengajaan dari orang-orang tertentu yang saat ini belum tau siapa. "Kalau dilihat dari kerusakan yang terjadi, sepertinya ada unsur kesengajaan yang pelaku dan motifnya belum diketahui, mungkin agar cepat dibangun permanen," ujarnya.

Menurutnya, jembatan penyeberangan yang terbuat dari kayu itu memang harus segera diperbaiki dengan pembangunan permanen. Apalagi sudah puluhan tahun belum dibangun permanen, sepantasnya mendapatkan perhatian instansi terkait untuk segera memperbaiki jembatan itu.

"Harapan kami dapat segera ditangani, karena 90 persen anak sekolah di Desa Sungaitohor Barat menggunakan jembatan itu untuk ke sekolah mereka di Desa Sungaitohor. Ini juga bukan hanya tanggungjawab satu desa saja, melainkan semua pihak dan instansi terkait," harap Kades.

Camat Tebingtinggi Timur, Helfandi, juga membenarkan kalau dalam bulan September ini sudah 2 kali jembatan itu putus, pihak Dinas PU dan Bappeda Kabupaten Kepulauan Meranti sudah meninjau ke lapangan dan tahu persis kalau jembatan itu prioritas untuk segera diperbaiki.

"Instansi terkait telah melihat kondisi jembatan. Memang seharusnya perbaikan sudah dilaksanakan pada tahun ini, tapi sampai saat ini proyek pembangunan tersebut belum juga terealisasi," Kata Camat Helfandi.

Yang jelas, harapnya lagi, Dinas terkait harus cepat menangani pembangunan jembatan penyeberangan itu, karena menyangkut kebutuhan masyarakat umum dan anak sekolah ke ibukota kecamatan dan ke desa-desa lainnya. (kor. nto)

 

Editorial: Rio Ahmad