Mendagri Kritik Cara Unjuk Rasa PPP Djan Faridz

Jumat, 25 Desember 2015

Mendagri

PELITARIAU, Jakarta - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyesalkan aksi demonstrasi massa Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta terhadap Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly. Sebab, demonstrasi membawa poster yang tak patut.

"Massa PPP yang digerakkan demo dengan main bakar poster (Menkumham) dan bawa poster dengan kata-kata yang menghujat tidak tepat kepada Menkumham menurut saya tidak tepat caranya," kata Tjahjo.

Hal itu disampaikan Tjahjo di Jakarta, Kamis (24/12).

"Posternya ditulis Laoly misionaris segala, hubungannya apa?," ujar Tjahjo.

Menurut Tjahjo, Ketua Umum DPPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz sebaiknya langsung menemui Laoly. "Dialogi dan diskusi. Jangan model demo, menekan dengan kata-kata yang tidak pantas. Karena sudah di luar kepantasan," tukasnya.

"PPP yang saya ketahui dan saya kenal adalah partai yang santun dalam menyampaikan aspirasinya."

Seperti diketahui, Ratusan kader kubu PPP Djan mendemo Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Rabu (23/12). Laoly dituntut segera mengeluarkan Surat Keputusan pengesahan PPP di bawah kepemimpinan Djan.

Ketua DPP PPP Ahmad Ghazali Harahap menilai Menkumham sebagai penyebab kegaduhan partai berlambang Kabah itu. Hal itu karena pengesahan PPP sudah memiliki kekuatan hukum tetap dari Mahkamah Agung. Namun Menkumham tak kunjung mengeluarkan SK. Karenanya, PPP menjadi pecah alias tak solid.

Menurutnya, perbuatan Laoly yang tidak segera mengeluarkan pengesahan PPP itu karena ingin melemahkan, mengadu domba dan memecah belah partainya. Perbuatan Laoly, lanjutnya, telah memainkan hukum. Menurutnya, perbuatan itu tak hanya mengusik PPP tapi juga umat Islam.

"Kami minta Yasonna Laoly untuk menghentikan cara-caranya ini. Saat ini umat islam sudah tidak percaya janji palsu sang menteri. Kami siap melakukan perlawanan." kata Ghazali dalam orasinya, kemarin.

Beberapa di antara demonstran ini terlihat membawa poster bergambar Menkumham. Namun sangat disayangkan ada beberapa poster yang mencantumkan tudingan bernada SARA.(BeritaSatu)