Ampun........ Harga LPG di Inhu Meroket

Jumat, 12 September 2014

Adila Anshori

PELITARIAU, Rengat-Kenaikan harga tabung gas LPG  3 kg dan LPG  12 kg di berbagai tempat dalam wilayah Inhu saat ini sudah meroket. Akibatnya menambah beban baru bagi masyarakat, terutama sekali masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

 

Dari data yang berhasil di rangkum diberbagai tempat untuk LPG 3 kg saat ini harganya berkisar antara Rp. 22.000 sampai Rp. 23.000 pertabung. Pada hal LPG 3 kg ini diperuntukkan bagi masyarakat miskin dan harganya juga harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat.

 

“Seminggu yang lalu kita kesulitan mendapatkan tabung gas LPG 3 kg, seolah-olah hilang dari pasaran. Saat ini sudah mulai normal kembali dan harganya melonjak naik dari Rp. 17.000 pertabung naik menjadi Rp. 23.000 pertabung,”ungkap Isel, salah seorang pedagang nasi ampera di pasar Airmolek Kec. Pasir Penyu, Jumat (12/9).

 

Kenaikan harga LPG 3 Kg diikuti oleh kenaikan LPG 12 KG yang mencapai Rp. 135.000 pertabung. Pada hal sebelumnya harganya antara Rp. 115.000 sampai dengan Rp. 120.000 pertabung.

 

“Saya baru beberapa hari ini membeli tabung gas LPG 12 Kg, harganya sudah mencapi Rp. 135.000 pertabung. Bahkan menurut pedagangnya persediannya terbatas dan mendatangkan LPG 12 kg dari kabupaten tetangga,”ungkap Arifin masyarakat kota Lirik Kec. Lirik.

 

Kenaikan harga LPG ini hendaknya jangan sampai memberatkan masyarakat, sebab sebelumnya juga pemerintah menganjurkan masyarakat beralih menggunakan gas. Dimana sebelumnya masyarakat menggunakan minyak tanah secara turun temurun.

 

Menyikapi hal tersebut anggota DPRD Inhu dari Fraksi Demokrat Adila Anshori mengatakan pihak terkait harus secepatnya turun tangan. Jangan sampai masyarakat menjadi resah dengan kenaikan harga tabung gas di Inhu.

 

“Kita meminta pihak terkait terutama sekali Disperindagpas untuk segera turun lapangan dan melakukan kontrol terhadap penjualan harga LPG. Baik LPG 3 kg maupun LPG 12 Kg yang harganya menurut masyarakat sudah meroket,’jelas Adila.

 

Diungkapkannya bahwa keianikan harga LPG dilapangan semestinya tidak terlampau tinggi sebab Inhu memiliki kilang. Hal ini harus dilakukan telaah secepatnya mengapa harga meroket, ada apa sebenarnya.

 

“Kita semua tau bahwa pemerintah sudah melakukan konversi minyak tanah ke gas. Bagi masyarakat miskin atau ekonomi menengah ke bawah di produksi tabung gas 3 kg, kalau saat ini harganya mahal tidak lagi menolong masyarakat miskin malah menambah miskin,’jelas Adila dengan nada tinggi. (cr. rio)

 

Editorial: Rio Ahmad