Dinkes Rohil Usulkan Pengadaan USG Setiap Puskesmas

Jumat, 23 Oktober 2015

internet

PELITARIAU, Bagansiapiapi- Dinas Kesehatan (Dinkes) Rohil kembali mengusulkan pengadaan alat elektronik pendeteksi janin dalam kandungan, yakni ultrasonografi (USG), untuk Puskesmas se-Rohil pada APBD 2016 nanti.

Pengusulan kembali pengadaan alat USG ini dilakukan Dinkes Rohil, dikarenakan usulan pengadaan alat USG tersebut yang diajukan pada 2015 kemarin di coret dari daftar pengadaan barang dan jasa di lingkungan Dinkes Rohil.

"Usulan pengadaan alat USG tersebut akan kita ajukan kembali pada APBD Rohil 2016. Hal ini dilakukan disebabkan usulan pengadaan USG untuk tiap Puskesmas pada APBD 2015 kemarin dicoret," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Rohil dr H Junaidi Saleh MKes, Kamis (22/10) di RSUD dr HM Pratomo, Bagansiapiapi disela mendampingi kunjungan bupati H Suyatno.

Dikatakan Kadiskes, pengadaan USG untuk tidap Puskesmas di Rohil terpaksa di lakukan pencoretan dikarenakan anggaran Dinkes yang ada di APBD Rohil 2015 tidak mencukupi buat mengadakan alat yang berguna melihat kondisi bayi di dalam rahim tersebut.

"Bagai mana tidak di coret. Anggaran Dinkes untuk pengadaan barang (alat medis) hanya Rp8 miliar saja. Tidak cukup buat membeli USG tersebut," terang Junaidi, lagi.

Menurut Junaidi, tiap Puskesmas di Rohil sudah seharusnya memiliki alat USG ini. Dengan tiap Puskesmas ada alat USG, jelasnya, ibu hamil tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit dan klinik swasta untuk melihat bayi yang sedang dalam kandungan. Pelayanan USG, terang dia, dapat diperoleh ibu hamil di puskesmas-puskesmas.

"Alat USG ini berfungsi sebagai pendeteksi awal kondisi bayi dan (kandungan) ibu hamil. Dari hasil deteksi melalui alat USG ini dapat pula dilakukan apa tindakan medis yang akan dilakukan, jika ditemukan ada kelainan pada bayi dan kandungan ibu hamil," tuturnya.

Dikatakan Junaidi, mengoperasikan USG ini perawat atau bidan perlu diberikan pelatihan, bagai mana melihat dan mengdiagnosa visual bayi dan rahim yang terlihat melalui alat USG tersebut. "Pelatihan pengoperasian bisa diberikan kepada bidan dan perawat di puskesmas tersebut," imbuh Kadiskes.***Zi