Kampus IPDN Riau Tetap Berada di Rohil

Senin, 14 September 2015

PELITARIAU, Bagansiapiapi- Tekat Pemerintah Rokan Hilir tetap akan mempertahankan Kampus IPDN Riau yang berada di banjar XII Tanah Putih Rokan Hilir.Keinginan Pemkab dan DPRD Rohil sejalan dengan keinginan masyarakat Rohil dengan telah dibangunkan kampus secara refrensif dengan letak sangat strategis.

Secara bertahap pemerintah Rokan Hilir terus ikut berbenah dengan berupaya melengkapi berbagai fasilitas yang dibutuhkan,terutama air bersih,dimana saat ini sedang dilakukan pemasangan pipa dan diperkirakan dalam waktu tidak terlalu lama, kendala yang sempat mencuat selama ini bisa diatasi.

Tekad tersebut diungkapkan Plt Sekda Surya Arfan,saat membuka Orientasi Penguatan Kelembagaan Desa dan Pelatihan Perencanaan Pembangunan Desa se-Rokan Hilir, di gedung serbaguna Bagansiapiapi Senin (14/9).

H Surya Arfan menanyakan kepada 317 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dan Kaur Pembangunan Kepenghuluan yang mewakili masyarakat se-Rohil, relakah Bapak-bapak, IPDN dipindahkan, secara serentak, yang hadir dari perwakilan seluruh kepenghuluan/kelurahan menjawab “tidak rela”.

Atas jawaban tersebut, Surya Arfan langsung mengatakan kepada Direktur IPDN Kampus Rohil, Prof Dr Muh Ilham MSi, kalau masyarakat Rohil tidak setuju IPDN dipindahkan. “Begitulah Pak, masyarakat kami tidak rela, IPDN dipindahkan," tegas H Surya Arfan.

Dalam hal ini H Surya Arfan meminta langsung kepada Direktur IPDN Prof Dr Muh Ilham MSi untuk menyampaikan tekad masyarakat Rohil untuk mempertahankan IPDN mohon juga disampaikan kepada Rektor IPDN. “Rohil tak rela IPDN dipindahkan,” tambahnya.

Terkait transportasi, saat ini katanya sudah ada penerbangan Jakarta-Dumai, sehingga dari Dumai ke kampus hanya dibutuhkan waktu 45 menit.Kabag Humas Hermanto bahwa bapak Bupati, Wakil Bupati, Ketua DPRD dan anggota bertekad mempertahankan IPDN tetap berada di Rokan Hilir, karena sudah menjadi kebanggaan dan ikon daerah,"katanya.

 

Sementara Direktur IPDN Kampus Riau di Rokan Hilir Prof Dr Muh Ilham MSi, menerangkan bahwa Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru dinyatakan tidak layak menjadi lokasi pemindahan. Ia berkeyakinan bahwa IPDN Kampus Riau di Rokan Hilir disiapkan fasilitas maka akan menjadi kampus yang benar-benar mapan.

"Sampai saat ini, kampus itu tetap layak berada di Rokan Hilir, sambil membenahi fasilitas yang dibutuhkan. Kalau masalah layak tidak layaknya, kalau mereka (Kampar, red) bangun yang standar, saya pikir itu nanti kemudian ya, tapi kalau pindah sementara mereka menyiapin di gedung eks kantor bupati Kampar, saya pikir tidak layak. Utamanya sanitasi, air bersih dan sebagainya masih kurang,” kata di Bagansiapiapi.

Sementara Kota Pekanbaru menurutnya sudah menyiapkan lahan bersebelahan dengan rencana pembangunan pusat perkantoran,sedangkan untuk perpindahan sementara disiapkan di rusunawa. Namun ada persoalannya karena kelas.Ruang kelas tidak ada.

"Kemudian kata Pak Wali, jalan masih jalan tanah kesitu. Beliau siap membangun jalan itu, tapi saya pikir untuk apa.Lantas beliau mau pagari,berapa biaya yang harus dikeluarinkan. Menurut saya pribadi, itu sangat pemborosan untuk dilakukan.Lebih bagus kampus yang siap saja kita pindah," jelas Muh Ilham.

Ditegaskan  Muh Ilham,kalau Pemerintah Provinsi Riau menginginkan Kampus IPDN tetap ada di Riau, mereka harus berkomitmen menyiapkan lahan, membangun kampus, kalau diminta pindah, baru bisa pindah.

"Rekomendasi tim survey yang termasuk dirinya, kampus IPDN tidak pindah dari Rokan Hilir sepanjang Kementrian Dalam Negeri belum menyiapkan kampus yang layak. Sekarang kan ada wacana untuk berpindah sementara, untuk itu saya katakan tidak akan pernah. Saya mintak kampus yang betul-betul seattle untuk kita tempati,” tegasnya.

Saat ini katanya kendala utama yang dihadapi pihak IPDN Kampus Riau di Rokan HIlir, kesulitan air bersih dan listrik yang hampir setiap saat padam.Mudah-mudahan setelah disampaikan kepada Pak Bupati melalui Sekda tadi, bisa diperhatikan ya. Kalau listrik, hari ini saya coba menghubungi pihak PLN, kendalanya dimana,” ujar Muh Ilham yang baru tiga minggu berada di Rokan Hilir.

Kendala lain yang sempat mengemuka, transportasi antar jemput dosen (UNRI dan UIR, red), karena bagian dari MoU, bahwa mereka difasilitasi untuk antar jemput, bisa diatasi.***Jr