Ini Alasan Pemprov Riau Diminta Perhatikan Daerah Terisolir Bernilai Sejarah di Rohul

Jumat, 29 Agustus 2014

PELITARIAU, PASIRPANGARAIAN - Pemerintah Provinsi Riau diminta lebih memprioritaskan pembangunan daerah terisolir bernilai sejarah di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul).

Menurut Anggota Komisi III DPRD Rohul Ismail Hmkaz, perhatian provinsi kepada daerah terisolir bernilai sejarah akan menjadi aset berharga bagi daerah. Tujuan lain, yakni dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat.

Menurut Ismail, jika mencermati visi dan misi Gubernur dan Wakil Gebernur Provinsi Riau Anas Maamun dan Arsyadjuliandi Rachman terpilih periode 2013-2018 dalam kampanye jika bakal tidak ada lagi daerah tertinggal, daerah terpencil dan daerah terisolir di Bumi Lancang Kuning.

"Untuk hal ini dibutuhkan komitmen dari Pemprov Riau dan Pemkab Rohul," kata Ismail di Pasirpangaraian, Jumat (29/8/14), seperti dilansir riauterkini.com.

Seperti Desa Ulak Patian dan Desa Rantau Binuang Sakti Kecamatan Kepenuhan, serta Desa Sontang dan Desa Bonai Kecamatan Bonaidarussalam, menurut Ismail, tiga desa itu merupakan daerah terpencil dan terisolir di Kabupaten Rohul.

"Jika dihubungkan dengan program Gubernur Riau terpilih pada kampanyenya, hal ini bagaikan gayung bersambut," ujar dia.

Ismail mengakui Kecamatan Bonaidarussalam merupakan daerah yang sangat memprihatinkan, terutama untuk insfrastruktur jalan lintas provinsi menghubungkan Duri Kabupaten Bengkalis. Menurut dia, jalan provinsi itu belum juga diselesaikan oleh Pemprov Riau.

Terutama, pasca banjir besar beberapa waktu lalu, bukan hanya ratusan lobang menganga dan berkubang di tengah jalan provinsi, namun jalan sudah seperti danau. Selain itu, banyak batu cadas dan tajam yang dinilai membahayakan bagi pengendara.

"Jika diatasi dengan pembangunan insfrastruktur secara kontinue, dengan sendirinya daerah itu akan maju," jelas dia.

Kemudian, untuk Desa Rantau Binuang Sakti, Kecamatan Kepenuhan, merupakan tempat kelahiran Tuan Guru Syekh Abdul Wahab Rokan, jelas dia sudah ada perencanaan pembangunan disana dengan dana sebesar Rp6 miliar untuk tiga pembangunan.

Adapun tiga bangunan disana yakni Madrasah Suluk Syekh Abdul Wahab Rokan dengan anggaran Rp2,2 miliar, pembangunan Rumah Singgah Jemaah Suluk sebesar Rp2 miliar dan pembangunan Visitor Centre menelan anggaran sebesar Rp2 miliar.

Diakuinya, untuk pembangunan Visitor Centre pembangunan sudah dilakukan menggunakan dana bersumber dari dana APBN. Dan pada 2014 akan dilanjutkan dengan pembangunan fisik. Untuk finising dari dana APBN sebesar Rp865 juta.

Untuk pembangunan Madrasah Suluk sudah dianggarakan melalui APBD Rohul 2013 dengan anggaran Rp2 miliar, namun prosesnya dibatalkan secara sepihak oleh Pemkab Rohul tanpa alasan jelas.

Untuk insfrastruktur jalan di simpang Desa Ulak Patian menuju Desa Rantau Binuang Sakti sekitar 14 kilometer juga sudah dilakukan perencanaan pembangunan memalui APBD Rohul 2011 lalu dengan dana Rp15 miliar, namun belum direalisasikan oleh Pemkab Rohul.

Desa Ulak Patian dan Rantau Binuang Sakti, dinilai Ismail termasuk sebagai daerah terisolir, namun dua desa itu memiliki potensi membanggakan. Seperti di Ulak Patian ada seni budaya daerah Lukah Gilo dan Tari Kuanyang selalu ditampilkan oleh Pemkab Rohul di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional.

Sedangkan dari Desa Rantau Binuang Sakti terkenal karena merupakan tempat kelahiran dua tokoh yang melegenda dan sampai saat ini masih menjadi lokasi bersejarah yakni Syekh Abdul Wahab Rokan dan Sultan Zainal Abidin.

Ismail sangat mengharapkan perhatian dari Pemprov Riau, termasuk Desa Cipang Kiri dan Cipang Kanan Kecamatan Rokan IV Koto. Dan pembangunan daerah terisolir itu bisa dilakukan pada tahun ini. (PR-cr.Ram)