Kendala Lahan Parkir, Pasar Ramadhan Yang Diresmikan Bupati Sepi Pengunjung

Senin, 22 Juni 2015

Suasana Pasar Ramadhan pada sore hari sepi pengunjung, pedagang memilih pindah berjualan untuk mencari lokasi yang strategis

PELITARIAU, Selatpanjang - Pasar Beduk atau bazar Romadhon diselatpanjang ini sepi pengunjung dan pembeli, pasca diresmikan pada hari pertama Bazar Romadhon memang cukup ramai di kunjungi masyarakat Selatpanjang yang membeli santapan untuk berbuka puasa.

Alhasil dilokasi yang dijadikan Bazar Romadhon itu tidak memiliki lahan parkir yang luas, senghingga para pengunjungpun berserakan parkir di pinggir jalan. Memang beberapa petugas keamanan Lalulintas telah berupaya untuk mengatur para pengguna jalan, tapi apalah daya, memang lahan parkir Bazar Romadhon yang terletak Dijalan Banglas itu tidak tersedia.

Disamping itu, pada hari pertama sejumlah pedang juga mengeluh karena kurang para konsumen untuk berbenlanja makanan untuk berbuka puasa. Inilah suasana Pasar Beduk yang diresmikan oleh, Pemerintah Kepulauan Meranti, terlihat sepi pada hari ketiga setelah diresmi dibuka.

Sejumlah pedang lebih memilih pindah ketimbang bertahan dilokasi yang telah disediakan oleh Pemerintah setempat, atau dari Dinas Pasar dan Pertaman Kepulauan Meranti. Kini Sejumlah pedagang yang menjual aneka makanan dan minum untuk menu berbuka puasa telah berpindah tempat, pedagang memilih ditempat berdagang pada tahun lalu.

Upaya pemindahan pedagang pasar ramadhan dari Jalan Ahmad Yani ke Jalan Banglas Selatpanjang oleh Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan (DPKP) Kepulauan Meranti, tampaknya menyulitkan masyarakat dan konsumen. Pasalnya sejak pukul 16.00 wib menjelang waktu berbuka jalan ini dalam keadaan macet parah pada hari rabu (17/06).

"Kita tidak mengerti dengan kebijakan Dinas ini. Pemindahan pasar malah menyulitkan masyarakat. Jalanan macet, area pasar yang sempit," ucap Atan, salah seorang masyarakat Selatpanjang, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, meski Kepolisian dan Dinas Perhubungan telah menurunkan personel untuk mengatur lalu lintas, namun kemacetan di salah satu jalan utama di Selatpanjang itu tidak dapat dihindari. Alhasil, banyak konsumen yang lebih memilih untuk tidak singgah dan mencari takjil berbuka di tempat lain.

"Mending ke tempat lain, dari pada belanja di sini. Kebijakan pemerintah ini lucu dan aneh, kami selaku masyarakat komplain dengan pemindahan ini," tuturnya.

"Kondisi itu berbeda dengan (pasar) waktu di Jalan Ahmad Yani tahun-tahun sebelumnya. Penyediaan tempat parkir khusus dan penutupan jalan menjelang waktu berbuka tidak menyebabkan macet. Malah masyarakat lebih mudah berbelanja karena areanya lebih luas," ucap Apis, salah seorang penjual Takjil Ramadhan di Pasar Banglas.

Area pasarpun untuk saat menjadi sepi dan tidak ada pembeli dan pedagang berjualan dilokasi itu, semjulah pedagangpun telah berpencar dimana-mana.

Kepala DPKP Kepulauan Meranti, Joko Suriyanto, belum berhasil dihubungi untuk dikonfirmasi terkait permaslahan tersebut.*hf