Potensi Pertanian Pelalawan Masih Menjanjikan

Jumat, 12 Juni 2015

Bupati Kabupaten Pelalawan HM Harris

Sebagaimana visi Kabupaten Pelalawan 2011-2016 dibawah duet kepimpinan HM Harris-Marwan Ibrahim yakni pembaharuan menuju kemandirian pangan, Pemkab Pelalawan berkomitmen dalam mengejar produktifitas hasil pertanian. Hal ini dibuktikan dengan terusnya dilakukan pembinaan pada masyarakat petani. Selain melakukan pembinaan, pemerintah juga memberikan bantuan peralatan, bibit, memperluas lahan persawahan demi suksesnya kemandirian pangan di daerah ini.

Tak hanya itu, guna meningkatkan hasil pertanian tersebut terutama hasil padi (beras), Pemkab Pelalawan juga memberikan sejumlah bantuan berupa peralatan untuk mengolah sawah seperti hand traktor, alat tanam, alat panen, bantuan bibit unggul sampai melakukan pelatihan terhadap para petani.

Dari 7. 653 ha luas pertanian padi yang ada di Kabupaten Pelalawan, 5. 921 ha diantaranya berada di Kecamatan Kuala Kampar, Teluk Meranti 786 ha, Kerumutan 224 ha, Bunut 154, Bandar Petalangan 142 ha, Pangkalan Kuras 85 ha, Pangkalan Lesung 71 ha dan Pelalawan 60 ha. Dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan, hanya 4 kecamatan yang tidak memiliki lahan pertanian padi. Serta dari luas lahan pertanian padi tersebut, 6.637 merupakan sawah pasang surut dan sawah tadah hujan 1.005 ha.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Ir. Syahfalefi. M.Si mengatakan bahwa pada tahun 2013 hasil pertanian padi (gabah) sebanyak 47.000 ton, namun tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 38.000 ton. Penurunan hasil pertanian ini disebabkan beberapa faktor.

"Diantaranya faktor alam bisa saja disebabkan dampak iklim yang membuat lahan pertanian jadi kekeringan, masuknya air asin (laut) ke areal persawahan dan adanya alih fungsi lahan. Tetapi Pemkab akan melakukan hasil pertanian di tahun 2015 ini," katanya.

Selain mendapatkan bantuan dari Pemkab, sambungnya, petani yang ada di Kabupaten Pelalawan juga mendapat bantuan dari Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) yang berasal dari dana APBN sebanyak 2000 ha, dari APBD Provinsi Riau sebanyak 300 ha dan dari APBD Kabupaten Pelalawan sebanyak 250 ha. "Serta kita juga mendapat bantuan pembenihan 40 ha dari dana APBD Pelalawan dan 10 ha dari dana APBN," ujarnya.

Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan tengah mencanangkan kawasan pertanian dengan membuat pusat padi di Desa Sei Upih dan Sei Solok Kecamatan Kuala Kampar untuk kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, komoditas padi memiliki beberapa keunggulan dalam pengembanganya yang tercermin dari nilai ekonomis tinggi dengan potensi pasar/permintaan yang cukup besar dan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan petani.

Dengan menjadikan kawasan pangan sampai mendunia, Pemkab Pelalawan mempercepat pembangunan kesejahteraan petani. Untuk itu, guna meningkatkan hasil produksi yang lebih baik lagi, maka saat ini pihaknya tengah melakukan penataan kawasan pertanian sentra padi di dua desa yakni  Desa Sei Upih dan Sei Solok Kecamatan Kuala Kampar.

"Jadi dengan adanya, penataan kawasan ini, maka terget kita ke depannya hasil produksi padi ini dapat meningkat dengan menerapkan sitem dua kali penananaman padi serentak selama setahun," tegasnya.

Syahfalefi menjelaskan bahwa sejak tahun 2014 ini sudah dilakukan sistem dua kali tanam serentak secara menyeluruh, sehingga dapat menciptakan swasembada pangan padi melalui menagement UPJA. Namun sejauh ini, perubahan iklim menjadi kendala dalam meningkatkan hasil produksi padi. Pasalnya, tanamanan ini membutuhkan kelembaban suhu udara baik. Dan masalah inilah yang perlu ditata khususnya dalampenataan pengairan sehingga program dua kali tanam padi serentak ini dapat diwujudkan.

"Melalui penerapan sistem dua kali tanam padi serentak dalam setahun ini, maka kita menargetkan hasil produksi padi ke depannya sebesar 50 ribu ton untuk sekali panen. Jadi, jika program dua kali tanam ini bisa kita wujudkan, maka dalam setahun kita bisa melakukan hasil produksi sebesar 100 ribu ton pertahun," ujarnya.

Namun demikian, sambungnya, program ini membutuhkan biaya seperti penyediaan jalan usaha tani (JUT) tipe A sepanjang 110 KM dan JUT tipe B sepenjang 50 KM, penyediaan 380 unit Alsintan, jaringan irigasi, dermaga pertanian serta kebutuhan lainnya. Dan jika dana ini bisa dikucurkan, maka pihaknya optimis pada 2016 mendatang, kabupaten Pelalawan telah mampu swasembada pangan padi keluar daerah.

Terkait pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Pelalawan sendiri, Syahfalefi mengatakan bahwa di Kabupaten Pelalawan tergolong cukup tinggi yakni 70 persen. Jumlah tersebut sudah berada di atas rata-rata Riau yang hanya 50 persen saja. Sedangkan sisanya, kebutuhan beras di Kabupaten Pelalawan biasanya terpenuhi dari Sumatra Barat.

"Dari hasil produksi beras di daerah ini, kita baru memenuhi kebutuhan untuk daerah kisaran 70 persen sementara sisanya kita penuhi dari Sumbar. Namun jumlah 70 persen itu masih berada di atas rata-rata Riau yang hanya 50 persen saja," ujarnya.

Karena itu, lanjutnya, Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pertanian tak henti-hentinya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian khususnya gabah yang menjadi tanaman primadona masyarakat di daerah ini khususnya Kecamatan Kuala Kampar.

"Apalagi bagi kecamatan yang memiliki jarak terjauh dari ibukota kabupaten ini, selain potensi gabah juga, kecamatan itu juga memiliki potensi berupa ribuan hektar lahan persawahan dengan kondisi tanah yang subur. Tak pelak, dengan potensi yang dimilikinya itu membuat kecamatan tersebut pantas jika disebut sebagai pusat penghasil gabah terbesar atau lumbung padinya daerah ini," ungkapnya.

Karena itu, sambungnya, dengan sejumlah potensi yang dimiliki kecamatan itu maka Dinas Pertanian terus melakukan berbagai upaya dan terobosan baru guna meningkatkan kualitas sekaligus kuantitas hasil panen padi di daerah tersebut. Terutama lagi produk unggulan yang dihasilkan berupa gabah dengan jenis varietas asli yang biasa disebut dengan beras Cekau dan Karya Pelalawan.*

Foto: Bupati Kabupaten Pelalawan HM Harris melaksanakan kegiatan panen padi bersama Instansi terkait serta masyarakat petani binaan di Kuala Kampar.*Adre


Pelalawan Menuju Suasembada Pangan

Saat ini, Bupati Kabupaten Pelalawan HM Harris mengharapkan agar masyarakat tidak berpikir untuk mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Dengan kata lain, masyarakat jangan begitu percaya terhadap asumsi dengan hasil banyaknya hasil perkebunan (kelapa Sawit,red) karena perbandingan hasil produksi satu hektar sawah dan satu hektar kebun kelapa sawit, maka hasil panen padi sawah jauh memadai dari hasil panen kelapa sawit.

Hal ini disampaikan oleh Bupati Pelalawan HM Harris usai melakukan panen raya seluas 6.200 hektar di Desa Teluk Bakau, Kecamatan Kuala Kampar, beberapa waktu lalu. Menurutnya, selain itu biaya operasional yang dikeluarkan petani persawahan lebih sedikit dari biaya operasional kebun kelapa sawit.

"Kira-kira perbandingannya 70:30 persen," kata HM Harris yang pada saat panen raya itu dihadiri juga oleh Staf Ahli Kementerian Pertanian RI Mukti Sarjono.

Pada kesempatan tersebut, Sarjono juga memberikan aplusnya terhadap Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan masyarakat atas konsennya meningkatkan hasil pertanian khususnya tanaman padi. Di samping menambah areal sawah baru dan meningkatkan peralatan pertanian yang canggih.

"Untuk itu, saya memberikan aplus yang besar atas besarnya perhatian Pemerintah, terutama menganggarkan biaya untuk membeli 4 unit eskavator yang diserahkan kepada masyarakat untuk membuat persawahan baru,"ungkapnya.

Hal yang sama juga disampaikan Kadis Pertanian Tanaman Pangan Ir Syahfalefi Msi. Menurutnya, sesuai hasil validasi lahan buku sawah adalah seluas 7.643 hektar yang terdiri antara lain sawah pasang surut 5.991 hektar, sawah tadah hujan 1.577 hektar, sawa irigasi 75 hektar, dari areal tersebut baru dimanfaatkan dengan optimal 6.200 hektar.

"Dari luasan sawah tersebut sebagian besar indeks pertanaman baru sekali setahun IP 100 dan seluas 120 hektar sudah bisa IP 200 yaitu 75 hektar di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, 25 hektar Desa Petodaan dan 20 hektar di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti. Khususnya di desa Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar mempunyai sawah seluas 396 hektar," ujarnya.**

Pelalawan Penuhi Kebutuhan Beras 70 Persen

Sampai saat ini, pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Pelalawan tergolong cukup tinggi yakni 70 persen. Jumlah tersebut sudah berada di atas rata-rata Riau yang hanya 50 persen saja. Sedangkan sisanya, kebutuhan beras di Kabupaten Pelalawan biasanya terpenuhi dari Sumatra Barat.

"Dari hasil produksi beras di daerah ini, kita baru memenuhi kebutuhan untuk daerah kisaran 70 persen sementara sisanya kita penuhi dari Sumbar. Namun jumlah 70 persen itu masih berada di atas rata-rata Riau yang hanya 50 persen saja," terang Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Pelalawan, Ir Syahfalefi.

Syahfalevi menjelaskan bahwa saat ini Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pertanian tak henti-hentinya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian khususnya gabah yang menjadi tanaman primadona masyarakat di daerah ini khususnya Kecamatan Kuala Kampar.

Apalagi bagi kecamatan yang memiliki jarak terjauh dari ibukota kabupaten ini, selain potensi gabah juga, kecamatan itu juga memiliki potensi berupa ribuan hektar lahan persawahan dengan kondisi tanah yang subur.

Foto: Bupati Kabupaten Pelalawan HM Harris didampingi staf ahli Kementan RI dan anggota DPRD Pelalawan saat panen raya padi di Desa Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar.*Andre



"Tak pelak, dengan potensi yang dimilikinya itu membuat kecamatan tersebut pantas jika disebut sebagai pusat penghasil gabah terbesar atau lumbung padinya daerah ini," ungkapnya.

Karena itu, sambungnya, dengan sejumlah potensi yang dimiliki kecamatan itu maka Dinas Pertanian terus melakukan berbagai upaya dan terobosan baru guna meningkatkan kualitas sekaligus kuantitas hasil panen padi di daerah tersebut. Terutama lagi produk unggulan yang dihasilkan berupa gabah dengan jenis varietas asli yang biasa disebut dengan beras Cekau dan Karya Pelalawan.

"Potensi padi merupakan komoditas penting setelah sawit dan karet di Kabupaten Pelalawan. Dari 25.600 ha sawah pasang surut yang ada di Kabupaten Pelalawan, 15.900 ha di antaranya terdapat di Kecamatan Kuala Kampar yang selama puluhan tahun merupakan daerah pusat pertumbuhan dan penyebaran berbagai jenis varietas padi pasang surut," tutupnya.*Adv Humas Setda Pelalawan/Andre