BBM Jenis Premium Hilang di Kecamatan Rangsang

Rabu, 03 Juni 2015

ilustrasi@net

PELITARIAU, Selatpanjang - Warga Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti, empat hari belakangan ini mengeluhkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium, sejak tanggal 30 Mei lalu. Setidaknya ada 4 Desa yang mengalami kelangkaan, diantaranya Desa Tanjung Samak, Tanjung Bakau,Teluk Samak, dan Desa Tanjung Medang.

Salah seorang warga Desa Tanjung Samak, Riyan Firdaus kepada pelitariau,com, Selasa (2/6) kemarin mengungkapkan, kelangkaan BBM di daerah tersebut membuat aktifitas masyarakat di Desa Tanjung Samak menjadi terganggu.

Ia juga mengatakan, di Desanya sudah empat hari terakhir ini sudah tidak tampak lagi pengecer yang menjual Premium seperti biasanya. Untuk mendapatkan nya Riyan mengaku terpaksa meminta dikirim kepada saudaranya di Selatpanjang.

"Sudah empat hari ini masyarakat menggunakan sepeda dayung sebagai alat transportasi pengganti sepeda motor. Hanya sedikit masyarakat yang menggunakan sepeda motor, itupun karena mereka masih memiliki bensin di tanki motornya," ujar Riyan.

Menurutnya, pihak terkait perlu mencari tahu penyebab kelangkaan Premium di wilayah ini, mengingat BBM tersebut sangat dibutuhkan setiap hari oleh warga setempat.

Pria dua anak ini mencurigai ada indikasi permainan pihak APMS (Agen Penyalur Minyak dan Solar)  karena sebelum terjadi kelangkaan, pihak Pertamina sudah memasok BBM jenis tersebut, hanya saja belum di salurkan kepada pengencer.

"Bisa saja saat minyak ditimbun oleh salah satu agen agar bisa menaikan harga jual di saat  Premium langka," kata Riyan.

Kelangkaan Premium di Desa itu juga dirasakan oleh Gono, salah seorang penjual Premium eceran di Desa Tanjung Samak ini mengaku sejak empat hari terakhir ia tidak bisa berjualan Premium lagi. Padahal penghasilan Gono didapatkan dari menjual Premium.

Gono mengungkapkan, persoalan yang menyebabkan Premium langka karena sebelum dijual kepada masyarakat, BBM tersebut sudah berpindah beberapa tangan.

Contohnya dari APMS, BBM dijual kepada pihak kedua, kemudian pihak kedua tidak disalurkan langsung ke masyarakat, namun dijual kepada pihak ketiga. Pihak ketigalah yang menjual kepada masyarakat, makanya harga BBM menjadi langka.

"Ada indikasi pihak ketiga ini sengaja menimbun Premium agar mendapat keuntungan dari kelangkaan Premium," imbuhnya.***RDY