Inhil Miliki Sejarah yang Kuat dengan Kelapa dan Parit

Senin, 23 Maret 2015

internet

PELITARIAU, Tembilahan - Kabupaten Indragiri merupakan kabupaten dengan hamparan perkebunan kelapa dalam terluas di Indonesia. Potensi ini masih membutuhkan investor yang berminat menanamkan investasinya pada komoditas unggulan Negeri Seribu Parit ini.
 
Bupati Inhil HM Wardan menerangkan sejak zaman dahulu, masyarakat Inhil sudah bersebati dengan kelapa dan sekitar 80 persen menggantungkan penghidupan dengan tanaman kehidupan ini.

"Kabupaten Indragiri Hilir memang memiliki sejarah yang kuat dengan kelapa dan parit," ungkap 'Bupati Kelapa' ini saat memberikan ekspos di hadapan anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau yang mengikuti Lomba Karya Tulis Jurnalistik (LKTJ) sempena Hari Pers Nasional dengan tema kelapa.

Secara detail dan jelas beliau menggambarkan sekilas tentang perkelapaan di Inhil ini, baik mengenai potensi, hambatan dan harapannya.

Adapun luas perkebunan kelapa di Kabupaten Inhil sampai saat mencapai empat ribu hektar.

"Dimana dari 342 ribu luas perkebunan kelapa di Indonesia, 11,6 persen ada di Inhil. Namun sayangnya selama ini tidak terekspos dengan baik, maka saya harapkan dengan kunjungan PWI ke Inhil dapat mempublikasikan bahwa Inhil adalah pemilik perkebunan kelapa terluas di Indonesia," harapnya.

Berdasarkan sejarahnya, teknik bertanam kelapa yang baik di Inhil ini mulai diprakasai oleh tuan guru Syech Abdurrahman Siddiq yang juga merupakan Mufti Kerajaan Indragiri.

"Beliau yang pertama kali membuka kebun kelapa, termasuk memprakarsai pembangunan parit dan kanal air sebagai transportasi membawa kelapa.

"Beliau juga yang menjadi pelopor pembuatan parit dan kanal air yang terkenal dengan nama Parit Hidayat. Mulai dari parit ini dan seterusnya, sampai sekarang masyarakat masih menggunakan parit sebagai transportasi untuk membawa buah kelapa," imbuhnya.

Yakni buah kelapa yang sudah dikait (dipanen), lantas 'dibuang' ke parit. Selanjutnya kelapa akan mengikuti arus air saat surut menuju bangunan Langkau (pondok tempat mengolah kelapa, baik menjadi kopra atau kelapa bulat). Kondisi inilah yang membuat kawasan Inhil dikenal sebagai 'Negeri Seribu Parit'.

Keberadaan parit-yang terkait erat dengan trio tata air selain berfungsi mengangkut kelapa, juga berfungsi sebagai penyuplai kebutuhan air bagi tanaman kelapa, yakni tidak mengalami kekurangan air saat kemarau dan saat banjir pasang atau hujang tidak terendam.

"Inilah yang kami prioritaskan pembenahannya bagi menyelamatkan perkebunan dan meningkatkan produksi kelapa dalam masyarakat. Dukungan anggaran sangat diharapkan dari Pemerintah Provinsi Riau, termasuk pemerintah pusat," imbuh bupati.***Markoni