Gubernur Riau Lakukan Pencanangan 200 Ribu Bibit Mangrove di Bengkalis

Selasa, 26 Juli 2022

Pencanganan penanaman 200 ribu bibit mangrove. Lokasi penanaman di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Selasa (26/07).

PELITARIAU, Bengkalis  - Bertepatan dengan peringatan hari Mangrove sedunia, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar, melakukan pencanganan  penanaman 200.000 bibit mangrove. Lokasi penanaman di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten Bengkalis, Selasa (26/07/2022).

Kedatangan Gubernur Riau bersama rombongan di Desa Buruk Bakul disambut meriah oleh Bupati Kabupaten Bengkalis, Kasmarni, beserta jajarannya dan warga sekitar.

Pada acara tersebut juga dilakukan Peluncuran Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Provinsi Riau. Kegiatan tersebut sejalan dengan mendukung Riau hijau.

Gubri Syamsuar mengucapkan selamat hari mangrove sedunia yang diperingati secara Internasional pada 26 Juli 2022. 

Ia mengungkapkan, bahwa pada saat pertemuan di Bali bersama Bappenas beberapa waktu lalu, Gubernur Riau telah memaparkan komitmennya terhadap penghijauan, bahkan ia menyatakan Riau akan siap untuk bisa dijadikan paru-paru dunia.

“Selamat Hari Mangrove Sedunia, saya rasa ini memang telah menjadi komitmen kita bersama untuk menjadikan Riau hijau. Pada saat pertemuan dengan Bappenas di Bali lalu, kami sudah punya komitmen dengan hal itu. Sehingga tentunya Riau diharapkan mampu menjadi paru-paru dunia,” ujarnya. 

Ia menjelaskan, bahwa Provinsi Riau memiliki luas mangrove mencapai 224.895 hektare. Dengan begitu, tentunya tanaman tersebut harus dijaga. Hal ini untuk mengatasi tekanan abrasi pantai khususnya di wilayah pesisir Provinsi Riau.

“Mudah-mudahan dari komitmen kita bersama ini kami yakin dan percaya, apalagi didukung oleh kelompok tani hutan. Sehingga ke depannya akan dapat menyelamatkan mangrove dan mempertahankannya untuk mengatasi abrasi pantai di pesisir Riau,” jelasnya.

Sementara, Bupati Bengkalis Kasmarni mengatakan, bahwa kegiatan pencanangan ini langkah strategis dalam memberikan perhatian khusus pada lingkungan. Selain itu, dapat mengoptimalkan hasil mangrove menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

“Untuk itu, kami pesankan kepada seluruh masyarakat yang ada di sepanjang pesisir laut,  ke depannya daerah ini dapat diolah menjadi langkah strategis. Sehingga mangrove bernilai ekonomis dalam pembangunan berbasis kawasan perdesaan serta kesejahteraan masyarakat bersama,” harapnya.

Direktur Program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (Mera) Riau, Muhammad Imram Amin berpesan, pengolahan mangrove secara berkelanjutan tersebut dapat dipadukan dengan program Riau hijau, hal ini agar bisa membantu pemerintah daerah.

“Kami pun berharap dengan adanya kegiatan ini pengolahan mangrove secara berkelanjutan bisa dipadukan dengan program Riau hijau. Untuk itu kelompok kerja mangrove dapat membantu pemerintah daerah,” tutupnya.**Prc6