Datuk Seri Marwan Dari LAMR Inhu Sampaikan Keluh Kesah Anak Kemanakan ke APKASINDO

Jumat, 06 Mei 2022

Ketua DPH LAMR Kabupaten Indragiri Hulu Datuk Seri Marwan MR foto bersama dengan ketua DPP APKASINDO DR Gulat Manurung dikantor DPP APKASINDO.

PELITARIAU, Pekanbaru - Ada yang menarik dari proses pelaporan sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Indragiri Hulu (Inhu) ke Polda Riau hari ini Jumat (6/5/2022). Hal ini tampak dari kehadiran tokoh yang sangat disegani masyarakat, yaitu Ketua Umum LAMR-Kabupaten Indragiri Hulu, Datuk Seri Marwan MR.

Datuk Seri Marwan hadir ke Polda Riau bersam APKASINDO Kabupaten Inhu, ketika disama wartawan Datuk Seri Marwan menjawab dengan senyum khasnya, namun penuh kekwatiran memikirkan nasib anak-kemenakannya yang menggantungkan hidup ekonominya dari perkebunan sawit rakyat.

Ketika rombongan sudah usai diterima oleh Polda Riau, kembali awak media menyapa Datuk Seri Marwan, dia menjelaskan tentang kekuatiran tersebut diucapkannya.

"Benar, Saya sangat kuatir dengan anak-kemenakan kami, saya melihat sejak tanggal 22 April lalu sudah tampak jelas kegelisahan mereka atas anjloknya harga TBS petani kepada sawit di Inhu," ujar Datuk Seri Marwan. 

Dijelaskannya, dirinya bersam rombongan  sudah terlebih dahulu singgah ke kantor DPW APKASINDO Riau (5/5/2022) kemarin, namun Ketua APKASINDO Riau sedang tidak ada, malah yang ketemu adalah Ketua Umum DPP APKASINDO, Dr Gulat ME Manurung MP CIMA CAPO, dan menurut saya ini adalah pertanda baik, rombongan langsung dijamu oleh Ketua Umum APKASINDO yang selama ini hanya bisa saya tonton di Tvone, Kompas Tv dan baca beritanya di media online.

"Saya bangga, karena ternyata anak Riau yang memimpin Petani sawit di 22 Provinsi Sawit Indonesia dan berharap tangan dingin dari Ananda Gulat menyelesaikan masalah ini," uja Datuk Seri.

Datuk Seri Marwan menjelaskan, dirinya mendampingi pengurus APKASINDO Inhu, tak lepas dari peran masyarakat petani kelapa sawit sebagai orang yang dinaikkan setangga dan ditinggikan seranting di negeri Indragiri Hulu.

Dijelaskan Marwan, keresahan petani kelapa sawit di Inhu bermula sejak anjloknya harga TBS kelapa sawit, sangat tidak manusiawi, harga TBS berkisar Rp.800-1.250 per kilogram yang sebelumnya bsrkisar Rp.3.900. "Apalah yang bisa dibuat anak kemenakan kami dengan harga itu, mereka butuh biaya hidup, sekolah, kesehatan dan lain-lain," ujar Datuk Seri dengan logat Melayu.

Dirinya mengaku ikut mendampingi petani, karena ngin memastikan bahwa APKASINDO memang benar-benar ingin menolong para petani. "Tentu ini tidak mudah bagi saya sebagai orang tua yang harus enam jam menempuh jarak ke Pekanbar," lanjutnya.

Kisruh harga TBS kelapa sawit kata Marwan diketahuinya memang terjadi hampir disemua provinsi sawit (22 Provinsi di Indonesia), namun menolong itu tidak perlu saling menunggu.

"Saya sebagai Datuk Seri sangat mengapresiasi kegigihan dari anak-kemenakan kami di kepengurusan APKASINDO Inhu untuk menolong semua petani sawit, dan tentunya ini bisa menjadi contoh diseluruh Indonesia dalam mencari keadilan," ujarnya.

Selanjutnya Datuk Seri Marwan juga mengapresiasi Datuk Seri Setia Amanah  Gubernur Riau, bapak Drs H Syamsuar MSi, yang sudah menerbitkan surat edaran nomor 526 tahun 2022 tentang penegasan agar supaya PKS membeli TBS petani berdasarkan regulasi Permentan 01 tahun 2018.

Menurut Marwan, Hal yang sangat mencemaskan dirinya adalah seakan-akan petani sawit "diadu" dengan Presiden, ini bahaya kalau dibiarkan. Semua pihak harus memahami maksud dan tujuan Presiden, memang kepentingan rakyat adalah yang utama. 

"Tapi harus ada kepatutan dari segi penurunan harga TBS dari Pengusaha dikalangan Petani. Sepertinya ada yang mensutradarai penekanan harga TBS ini untuk membuat gaduh dan mencari kesempatan," kata Datuk Seri Marwan.

Apakah bisa semena-mena dari pengusaha pabrik atau PKS menentukan harga TBS ?!tanya Datuk Seri. "Setahu saya ada aturannya dan sudah dituangkan dalam Pergub Nomor 77 tahun 2020 tentang tatacara penetapan harga TBS," tegasnya.

Dirinya menanyakan, Ada atau tidak pabrik sawit yang patuh terhadap Pergub? Jawabnya tidak. "Saya mendengar para petani di Inhu ingin ber demo besar-besaran, ingin memboikot jalan ke PKS. Untuk itulah saya hadir mendampingi APKASINDO sebagai Bapak nya petani sawit. Saya menyarankan supaya APKASINDO menempuh terlebih dahulu secara konstitusi hukum, dan itulah yang terjadi hari ini," kata Datuk Seri.

Menurut Datuk Seri Marwan, Demo juga bagus, tapi harus dahulukan dulu aturan hukum yang berlaku. Demo itu juga sekaligus "warning" peringatan keras bagi pabrik PKS-PKS yang membeli TBS dan pengambil kebijakan supaya bijaklah dalam menetapkan harga TBS petani.

"Saya berharap aparat kepolisian di Polda Riau sigap merespon atas laporan yang disampaikan Petani sawit,  jangan nanti sudah rusuh baru sibuk memadamkan api. Oleh karena itu kami menunggu tindaklanjut dari laporan APKASINDO tersebut," ujar Datuk Seri sambil melirik jamnya pertanda sudah waktunya sholat Jumat. **Prc