Cheng Beng Budaya Warga Tionghoa untuk Bersembahyang dan Ziarah di Pusara Leluhur

Senin, 04 April 2022

Perayaan Qingming dilakukan untuk mengingat, menghormati atau wujud bakti kepada leluhur atau orang tua yang telah tiada

PELITARIAU, Pekanbaru - Festival Qingming (hanzi tradisional: ???; sederhana: ???; pinyin: q?ng míng jié) atau Cheng Beng (bahasa Hokkian) adalah salah satu tradisi-budaya bagi warga Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah di pusara leluhur atau orangtua yang telah wafat.

Festival tradisional Tiongkok itu dilaksanakan pada hari ke-104 setelah titik balik Matahari di musim dingin (atau hari ke-15 pada hari persamaan panjang siang dan malam di musim semi), pada umumnya dirayakan pada tanggal 5 April atau 4 April pada tahun kabisat.

Umumnya ziarah pusara dilaksanakan 10 hari sebelum atau setelah hari H.
Di Korea, Q?ngmíng dikenal dengan sebutan Hansik.

Festival Cheng Beng juga diketahui dengan sejumlah nama lain diantaranya, Hari Semua Arwah, Festival Bersih Terang, Festival Ziarah Kuburan, Hari Menyapu Kuburan, Sadranan (di P. Jawa), Hari Menyapu Kuburan (Hari Pembersihan Pusara) dan Festival Bersih Terang adalah terjemahan yang paling umum dalam mengartikan 'Q?ngmíng ??' (? q?ng: bersih, ? míng: terang).

Perayaan Qingming dilakukan untuk mengingat, menghormati atau wujud bakti kepada leluhur atau orang tua yang telah tiada sesuai pepatah Tionghoa yakni, ketika minum air ingatlah sumbernya. Artinya, kita ada pada hari ini karena ada orangtua dan para leluhur.

Di pusara, mendiang keluarga memanjatkan doa dan bersembahyang dengan makanan, dupa, kertas sembahyang dan berbagai asesoris, sebagai persembahan untuk arwah leluhur.

Pusara yang telah dibersihkan dan diziarahi ditandai dengan kertas warna-warni di atas pusara tersebut. **Prc7