Ini Tanggapan Kepala SD 026 Atas Dugaan Kasus Pencabulan di Sekolahnya

Senin, 02 Maret 2015

ilustrasi@net

PELITARIAU, Rengat - Menanggapi tentang terungkapnya kasus pencabulan yang dilakukan A, guru olah raga di SD 026 Pematangreba kepala sekolah merasa bersyukur.

Alimudin sebagai Kepala SD 026 Pematangreba, kepada pelitariau.com Minggu(1/3) mengatakan, bahwasanya dirinya merasa bersyukur kepada Tuhan, karena kasus tersebut bisa terungkap dan tidak berkepanjangan atas pengakuan dan laporan dari korban.

"Saya bersyukur masih diberi petunjuk oleh Tuhan, yang selama ini kami tertipu dengan prilaku A namun akhirnya Tuhan memberi petunjuk dan semua terungkap sehingga kasus ini tidak berkelanjutan" kata Alimudin.

Ditambahkan, pihak sekolah mendukung Polres Inhu seribu persen atas penangkapan kembali A yang sudah 6 tahun berprofesi sebagai guru olah raga di SDN 026 Pematang reba tersebut.

Dirinya mengaku atas terungkapnya kasus tersebut dari pengaduan wali murid terkait pencabulan yang dilakukan A membuat  seluruh guru dan murid tidak nyaman, sebagai kepala sekolah dirinya langsung merapatkan seluruh guru dan meminta agar seluruh guru wali kelas menanyakan kepada siswa lain diruang kelas masing masing, agar murid mau menceritakan jika ada korban lain selain korban yang sudah terungkap.

Masih menurut Alimudin, setelah ada publikasi di beberapa  media on line dan media cetak  atas perlakuan A si guru honorer ini terungkaplah korban lain yang langsung bersuara dan langsung orang tua korban melaporkan ke Mapolres Inhu.

"Saya juga berterima kasih kepada teman-teman media yang sudah ikut mengungkap kasus ini, karena dengan adanya pemberitaan di media online dan cetak sehingga korban berani melapor dan hingga saat ini kabarnya sudah sekitar 5 orang yang melapor" ungkapnya.

Selanjutnya dikatakan pihak sekolah langsung mengambil tindakan tegas setelah mengadakan rapat dengan seluruh guru dan komite sekolah akhirnya memberhentikan A sebagai guru di sekolahnya.

Sedangkan bagi korban sendiri pihak sekolah berupaya memulihkan kondisi psikis muridnya yang menjadi korban, sehingga bisa belajar seperti semula melalui bimbingan konseling yang dilakukan.***

 

Penulis:  Muhammad Anshori

Editor: Alfi