Pemprov Riau Pertahankan Produksi Sawit untuk Stabilitas Ekonomi Daerah

Rabu, 24 November 2021

Perkebunan Sawit

PELITARIAU, PEKANBARU - Pemprov Riau berupaya mempertahankan produksi sektor perkebunan kelapa sawit untuk menjaga kondisi ekonomi daerah agar tetap stabil. 

Pertumbuhan ekonomi Riau pada triwulan ketiga tahun 2021 tumbuh 4,10% dan diperkirakan akan tetap stabil hingga tutup tahun nanti.

Gubernur Riau Syamsuar meyakini dengan mempertahankan produksi perkebunan kelapa sawit akan berdampak terhadap stabilnya konsumsi rumah tangga. 

Mengingat saat ini harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit juga terus menunjukkan tren positif. 

“Selain itu peran investasi (sektor migas) terhadap kondisi ekonomi Riau sejauh ini juga baik, dan sudah masuk terget empat besar secara nasional,” tuturnya, Rabu (24/11/2021).

Dia menambahkan, sebagai daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia, Riau juga turut berkontribusi terhadap devisa negara. 

Syamsuar menyebut, luas kebun sawit sekitar 3,3 juta hektar dan 500 ribu hektar perkebunan kelapa terluas di Indonesia menjadikan komoditi perkebunan berperan besar terhadap ekonomi daerah. 

Menurutnya, dengan harga sawit yang cukup baik saat ini tentu sangat berpengaruh pada ekonomi di daerah. 

Terpisah, Deputi Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Riau M Cahyaningtyas mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat telah aktif, memberi andil terhadap pertumbuhan ekonomi Riau dan diprediksi tetap bergerak tumbuh pada akhir tahun ini.

Dia mengungkapkan, kondisi ini didorong dengan membaiknya realisasi anggaran pemerintah, turunnya angka kasus Covid-19 berdampak terhadap membaiknya mobilitas masyarakat, serta gencarnya kegiatan vaksinasi.

“Asumsi kita memang bahwa ekonomi Riau pada 2022 diperkirakan masih akan bergerak, termasuk ekonomi global yang kini juga menunjukkan pergerakan positif,” ungkapnya, Rabu, 24 November 2021.

Dia menambahkan, ada tiga faktor pendorong utama penggerak perekonomian Riau di tahun depan. Ketiga faktor tersebut memang sudah memberikan andil dalam pertumbuhan ekonomi Riau sejauh ini.

Adapun ketiga faktor pendorong tersebut yakni; konsumsi masyarakat yang terus meningkat seiring dengan membaiknya aktivitas ekonomi, kegiatan investasi yang terus tumbuh, dan ekspor—terutama komoditas hasil perkebunan yang cenderung terus meningkat.

Tyas menambahkan, kondisi ekonomi Riau pada 2021 juga diprediksi akan tumbuh positif. Hal ini dapat dilihat dari kondisi ekonomi Riau di triwulan kedua 2021 yang tumbuh 5%, disusul pada triwulan ketiga tumbuh 4%.

“Walaupun pada triwulan ketiga tumbuh lebih rendah dari triwulan kedua, namun pada periode ini (TW II/2021) aktivitas ekonomi masyarakat sudah membaik. Artinya kondisi ini sangat mungkin akan berlanjut hingga akhir 2021,” sebutnya.

Oleh sebab itu, perlu menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah daerah untuk mempertahan kondisi ini—dalam hal pengendalian angka kasus terkonfirmasi covid-19 dan mempercepat vaksinasi masyarakat. **Prc7