Tim diketuai Ir Latifa Siswati, MP bersama anggota tim Dr Anto Ariyanto, dan Dr. David Setiawan saat meyerahkan bantuan kepada Yayasan Teratai Putih.
PELITARIAU, KAMPAR - Peran peternakan rakyat dalam pengembangan usaha ternak sapi di Indonesia sangat besar, sebagai ujung tombak penyediaan daging. Namun, para pelakunya memiliki keterbatasan waktu mengelola usaha.
Pelaku peternakan rakyat di Kampar, Riau mengalami kesulitan untuk mencari sumber pakan hijauan. Lantaran jarak tempuh yang jauh untuk mendapatkannya.
Hal ini dirasakan kelompok peternak sapi Yayasan Teratai Putih yang bergerak pada bidang usaha budidaya sapi di Desa Sei Putih, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau.
Penyediaan pakan hijauan pada kelompok peternak sapi Yayasan Teratai Putih, menjadi hambatan untuk pengembangan usaha ternak sekira 500 ekor sapi, akibat waktu yang terbatas.
Mengetahui persoalan ini, tim LPPM Unilak melalui Program Produk Teknologi yang Didiseminasikan kepada Masyarakat (PTDM), Badan Riset dan Inovasi Nasional tahun Anggaran 2021,membantu menyerahkan teknologi tepat guna mesin pencacah pakan ternak sapi berkapasistas 4 ton/Jam.
Tim diketuai Ir Latifa Siswati, MP bersama anggota tim Dr Anto Ariyanto, dan Dr. David Setiawan. Penyerahan telah dilakukan kepada kelompok perternak di Kabupaten Kampar, diserahkan langsung melalui Yayasan Teratai Putih.
Dikatakan Lativa, saat penyerahan mesin, tim LPPM juga berdialog dan berdiskusi dengan Manajer Yayasan Teratai Putih, Rafi mengenai peternakan sapi, pakan ternak, dan potensi peningkatan budidaya sapi.
"Teknologi tepat guna berupa satu unit alat pencacah pakan dan satu unit hand tractor ini, bertujuan untuk menghemat waktu dan energi peternak dalam proses pengolahan hijauan atau limbah pertanian. Juga untuk kontiniutas penyediaan pakan. Dengan telah diserahkannya mesin pencacah ini dapat menyediakan pakan hijauan yang berimbang dengan jumlah ternak, sehingga ternak sapi menjadi lebih gemuk dan sehat,” ucap Latifa siswati.
Ketua LPPM Universitas Lancang Kuning Dr. Jeni Wardi sangat berharap, mesin berkapsitas besar itu bisa bermanfaat secara jangka panjang, dalam mendukung peningkatan produksi daging.
"Dalam perancangan ujicoba dan operasional mesin saya selalu ikut serta milihat dan mendampingi langsung. Semoga mesin ini bermanfaat untuk jangka panjang," ujarnya.
Sementara, Manajer Yayasan Teratai Putih, Rafi, mengungkapkan, bahwa selama ini untuk memenuhi kebutuhan hijauan, para kelompok tani hanya mengandalkan mencari rumput di sekitar kebun kelapa sawit yang jaraknya sangat jauh.
"Masalah terjadi ketika musim kemarau, dimana peternak kesulitan mencari rumput, karena pertumbuhan rumput yang rendah akibat kekeringan. Selain itu, kegiatan mencari rumput harus dilakukan hampir setiap hari karena rumput tidak bisa disimpan berhari-hari. Sehingga membutuhkan waktu juga tenaga manusia." ujar Rafi.
Ia menjelaskan, upaya untuk mengumpulkan bahan pakan untuk stok, berasal dari limbah pertanian seperti jerami padi dan jagung, namun terkendala karena sumber dan volume limbah yang diperoleh.
"Pakan kasar seperti jerami padi dan jagung bersifat bulky dan voluminous. Sehingga jumlah yang disimpan tidak memenuhi kebutuhan dan tidak berimbang dengan jumlah ternak. Hal ini diperparah karena belum ada sentuhan teknologi tepat guna dalam penyimpanan pakan terutama yang berasal dari limbah pertanian,” jelas Rafi.
"Kami tentu saja mengucapkan terima kasih kepada Tim LPPM Unilak, mesin ini berguna bagi kelompok peternakan, dengan mesin ini tentunya berharap berbagai masalah tentang pakan sapi dapat teratasi," tandas Rafi. **Prc7