Harga Karet di Inhu Anjlok Hingga Rp 6000 Per-Kg

Sabtu, 14 Februari 2015

Ilustrasi:

Penulis: Muhammad Anshori (Wartawan Liputan Inhu)

PELITARIAU, Rengat - Turunnya harga karet petani di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Rp 6000 per-Kg membuat petani risau, sekitar dua bulan lalu harga karet mencapai Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu.

Seperti yang dikatakan Sukrianto (50) petani karet Desa Tanjung Beludu Kecamatan Kelayang Kabupaten Inhu mengaku risau dengan semakin turunya harga karet dari Rp 20 ribu hingga menjadi Rp 6 ribu per-Kg.

"Kami berharap, harga karet kembali stabil, kami kurang bergairah menyadap karet jika harganya terus menurun seperti saat ini," kata Sukrianto berbincang dengan pelitariau.com Sabtu (14/2) di Kelayang.

Sukrianto mengatakan, karet hasil sadapan petani ada berbagai macam jenis mulau dari jenis karet basah dengan bentuk putih polos (Lum basah murni,red), Karet murni Kering dan dan jenis karet kotor (campur tatal,red).  

"Saya selalu jual hasil sadapan jenis Lum, dua bulan lalu harganya masih Rp 20 ribu per-Kg, tapi sekarang jenis karet Lum di beli oleh pengempul hanya Rp 6000 per-Kg," kata Sukrianto.  

Anjloknya harga karet tersebut melemahkan semangat kalangan petani kata Sukrianto sebab, para petani melakukan perkebunan karet dengan cara memperluas areal lahan khususnya di Kecamatan Kelayang dan peranap.

"Jika harga karet terus turun maka, kemiskinan petani karet akan terus berlanjut, kami masyarakat Kelayang rata-rata untuk memenuhi kebutuhan hidup dari hasil kebun karet," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Amin, (55) juga petani karet di Kecamatan Kelayang berharap, adanya turut campur pemerintah dalam menentukan harga karet, jika harga karet ditentukan oleh pengepul maka akan terjadi pembodohan terhadap petani.

"Kita akan pertanyakan ke Pemerintah daerah, seperti apa penetapan harga karet setiap minggu atau setiap bulannya yang dikontrol oleh pemerintah," katanya.

Lebih jauh dijelaskan Amin, berkebun karet sebuah usaha yang menjanjikan, jika harga karet anjlok seperti sekarang maka tidak sebanding untuk membeli kebutuhan hidup.

“Harga karet hanya Rp 6 ribu per-kilogram, untuk memperoleh satu kilogram gula pasir yang harganya Rp 13 ribu, kami harus menghasilkan dua kilogram lebih karet, belum lagi untuk beli beras dan kebutuhan hidup lainnya” kata Amin.

Sebagai gambar, anjloknya harga karet di Kabupaten Inhu, dilakukan oleh oknum pengusaha jual beli karet, dimana pengusaha pembeli karet memasang kaki tangan (pengepul,red) di sejumlah titik untuk membeli karet hasil kebun petani. mereka menyatukan persepsi dengan satu harga yang sama ketika terjadi perubahan harga hanya berkisar ratusan rupiah saja.***