Hari ke-6 Perayaan Imlek di Meranti Aktifitas Kantor Minta diliburkan

Selasa, 10 Februari 2015

Anggota DPRD Kepulauan Meranti, Darwin Susandy

PELITARIAU, Selatpanjang -  Anggota DPRD Kepulauan Meranti Darwin Susandy S.Hum, meminta kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti, agar  hari raya Imlek hari ke enam dapat di jadikan hari besar untuk daerah Kabupaten Kepulauan Meranti. Sehingga bisa dijadikan hari libur  bagi masyarakat.

Menurut Darwin Susandy S.Hum, Kepada Pelilitariau.com, yang di temui di kediamannya di Jalan Kartini Selatpanjang, Selasa (10/1) mengatakan agar tanggal tersebut bisa jadi hari libur. "Saya harapkan kepada Pemerintah Dinas Pariwisata, hari raya Imlek hari ke enam itu dapat dijadikan hari besar untuk daerah Kab Meranti, dan di jadikan hari libur untuk hari, pada hari ke enam tersebut. mengingat banyak masyarakat yang pulang dari rantau dan  rindu dengan kampung halaman,"pintanya.

Dikatanya, hari raya Imlek jatuh pada musim semi, musim-musim semi tersebut adalah musim panen, dimana  para petani berkumpul dan merayakan musim panen.

Mengapa ada hari raya tersebut? Menurutnya, "Pada saat musim panen atau hari panen raya terbesar bagi masyarakat Tionghua atau tiongkok,"kata Darwin.

Muncullah KO NIAN, dimana KO NIAN ini mirip binatang yang sangat Buas dan ganas, dan menganggu masyarakat pada musim itu dan membuat rusuh desa, namun karena ada seorang kakek tua yang mamakai baju warna merah, KO NIAN tersebut takut, ditambah lagi ada bunyi suara petasan dan gendang serta gong, dan pergi lari.

Dikatakannya,  hari raya Imlek ini juga dirayakan untuk mengusir para setan dan KO NIAN yang berbentuk binatang buas.

Mengingat hal tersebut, harapkan kepada  Dinas Pariwisata, hari raya imlek hari ke 6 enam itu dapat di liburkan untuk daerah Kabupaten  Meranti. "Saya juga menghimbau masyarakat untuk tidak melempar air gelas kesana dan sini, mengingat air di meranti ini sangat susah untuk di dapatkan apa lagi air bersih untuk dipergunakan memasak dan minum, tapi gunakalah air tersebut untuk hal yang berguna dan bermakna , agar kita bisa menikmati rezeki yang di berikan tuhan," harap anggota DPRD ini kepada masyarakatnya.

Lebih jauh dikatakan, Dia  tidak membedakan suku umat yang ada di Meranti ini, baik  suku Tionghua suku Melayu,  Jawa,  Batak,  Padang,  Aceh dan segala macam, atau satu suku untuk Indonesia ini," saya tidak pernah membedakannya, jadi saya harapkan agar saling menghargai satu sama lain, karena kita semua satu tuhan dan satu tujuan,"terangnya.

Dirinya juga tidak lupa mengucapkan terimaksih kepada seluruh pemerintah di Kabupaten  Meranti ini dan seluruh para pejuang yang memperjuangkan Kepulauan Meranti, hingga lebih maju dan lebih sukses sampai saat ini.***

Penulis: Doni Ruby Saputra

Editor: Alfi